MataKuliah.info

MataKuliah.info


Jahe Meredakan Morning Sickness

Posted: 19 Sep 2011 03:57 AM PDT

Puji dan syukur marilah kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayahNya kepada kita semua sampai saat ini.Salawat dan salam tak lupa kita hadiahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah membawa kita ke zaman bertoknologi seperti ini.Terima kasih penulis ucapkan kepada semua yang telah memberikan bimbingan dan dukungan kepada penulis sehingga dapat mnyelesaikan tugas Asuhan Kebidanan I yang berjudul 'Jahe Dapat Meredakan Morning Sicness'.Dan terutama kepada keluarga dan teman-teman yang telah membantu dalam memberikan saran dan kritik. Wassalam.Morning sickness adalah gejala umum yang terjadi pada ibu hamil pada TM I. Hal ini tentu mengkhawatirkan sebagian besar para ibu dan keluarga karena ibu menjadi sering tidak enak badan dan mengganggu aktifitas ibu apalagi disertai dengan mual dan muntah yang menyebabkan makanan yang sudah dimakan dikeluarkan kembali.Banyak cara dilakukan untuk meredakan gejala ini. Dipercaya "jahe"menjadi salah satu alternative yang dapat meredakannya, setidaknya meminimalisasi gangguan tersebut. Aroma khas dan rasanya yang hangat mempunyai cara tersendiri untuk mengurangi gajala tersebut. Namun sampai saat ini masih dibutuhkan penelitian lebih lanjut untuk mengetahi apa yang terkandung dalam jahe ini. Seperti yang kita ketahui bahwa selama ini morning sickness diredakan dengan mengkonsumsi placebo atau obat inaktif seperti vitamin B 6. Namun bahan-bahan ini dilaporkan adanya efek samping seperti sakit kepala, diare, rasa mengantuk. Apakah jahe juga akan menjadi salah satu bahan aman yang dapat dipakai untuk meredakan gejala ini.Penulis membuat makalah ini bertujuan untuk:Menyelesaikan tugas komputer Mengetahui isu terkini mengenai kehamilanJahe sudah tak asing lagi terdengar bagi sebagian orang karena merupakan salah satu bahan rempah-rempah yang mempunyai multifungsi antara lain sebagai bumbu masak, penghangat badan, bahkan sampai pereda mual dan muntah bagi ibu hamil muda yang lebih dikenal sebagai morning sickness.Jahe atau Zingiber officinale-rose merupakan anggota famili Zingiberacea. Di Sumatera dikenal dengan nama halia, beuing, bahing, pege, sipode, lahia, jahi. Di Jawa disebut jahe, jhai, jae,. Sementara di Nusa Tenggara disebut jahya, lahya, reja, jae. Di Kalimantan dikenal dengan halia, pedas, pemedas. Untuk di Sulawesi dengan luya, liya, melito, laia. Dan di Maluku disebut saya, pusu, siwei, dan goraka.Bagian yang banyak dimanfaatkan serta paling bermanfaat dari tanaman ini adalah rimpannya karena mengandung minyak asiri 2-3 % (terdiri dari zingiberin , kemfari, limonen, borneol, sineol, zingiberol, ginggerol, dan shogaol). Minnyak dammar yang mengandung zingeron, pati, dammar, asam-asam organic, asam malat, asam oksalat, dan ginggerin. Rimpanng jahe mempunyai aktifitas sebagai anti peradangan.Jahe banyak dibuat oleh masyarakat sebagai wedang atau bajigur yang bila diminum dapat menghangatkan serta menyehatkan badan. Dan dapat pula digunakan untuk mengobati sinusitis, penyakit kulit, batuk, gatal-gatal,obat kuat, bahkan untuk perut kembung dan dapat mengatasi mual seperti yang dialami ibu yang tengah hamil muda pada TM I yang pada umumnya sangat mengganggu aktifitas keseharian ibu. Menurut sebuah ulasan oleh jurnal Obsteri dan Ginekologi, jahe dapat membantu para wanita hamil, ditemukan bahwa jahe berfungsi lebih baik daripada placebo dan vitamin B6, yang selama ini menunjuka fungsinya dalam mengurangi mual dan muntah pad beberapa wanita hamil.Wanita hamil yang mengkonsumsi jahe tidak mengalami gangguan dalam kehamilannya. "Jahe dapat menjadi terapi yang efektif uuntuk mengatasi rasa mual dan muntah dalam kehamilan," kata dr. Francesca Borelli dari Univercity of Naples Frederico di Italia. Namun perlu ditekankan bahwa data ini masih bersifat awal, dan masih dibutuhkan beberapa penelitian lebih lanjut untuk dikonfirmasikan bahwa jahe benar-benar aman bagi wanita hamil.Dalam empat penelitian yang melibatkan 264 wanita, jahe selalu mengungguli placebo dalam mengatasi rasa mual dan muntah, bahkan pada wanita yang mengalami morning sickness yang berat yang disebut Hyperemesis gravidarum. Para partisipan secara acak diberikan kapsul yang mengandung 350 mg jahe, atau vitamin B6 sebanyak 3x sehari selama 3 minggu. Ditemukan bahwa jahe sama efektifnya dengan vitamin B6 dalam mengatasi rasa mual dan muntah. Gejala morning sickness dapat diatasi pada lebih dari separuh jumlah wanita dalm setiap kelompok tersebut. Beberapa penelitian melaporkan adnya efek samping seperti sakit kepala, diare, dan rasa mengantuk. Namun, tidak terdapat perbedaan mengenai hasil kehamilan antara wanita yang mengonsumsi placebo, vitamin B6, ataupun jahe. . Namun penggunaan jahe ini tidak boleh terlalu banyak karena dapat merangsang rahim.2.2 Pembahasan tentang Morning SicknessMual (nausea) dan muntah (emesis gravidarum) adalah gejala yang wajar dan sering kedapatan pada ibu hamil TM I. Mual biasanya terjadi pada pagi hari (morning sickness) tetapi dapat pula timbul pada malam hari. Gejala ini kurang lebih terjadi 6 minggu setelah HPHT dan berlangsung selama kurang lebih 10 minggu. Mual dan muntah terjadi pada 60-80 % primi gravida dan 40-60 % pada multigravida.Perasaan mual ini disebabkan oleh karena peningkatan kadar hormone esterogen dan HCG dalam serum. Pengaruh fisiolgis keneikan hormone ini belum jelas, mengkin karena system saraf pusat atau pengosongan lambung yang berkurang. Perubahan–perubahan anatomic pada otak, jantung hati, dan susunan saraf disebabkan oleh kekurangan vitamin- vitamin khususnya vitamin B6 serta zat-zat lain akibat inanisi. Gejala yang ditunjukkan sama halnya seperti pada Hyperemesisi gravidarum tingkat I karena batasan antara mual yang masih bersifat fisiologis seperti morning sicknss dengan hyperemesis gravidarum tidak ada hanya tergantung dari pengaruhnya terhadap keadaan umum ibu yaitu muntah khususnya pagi hari, ibu merasa lemah, nafsu makan tidak ada, berat badan menurun, dan ras nyeri pada epigastrium. Nadi meningkat sekitar 100 per menit, tekanan turgor, tekanan darah sistolik menurun, turgor kulit mengurang, lidah mongering, dan mata cekung. Sama halnya dengan penanganan pada hyperemesis ringan yaitu dengan:Memberikan informasi dam edukasi tentang kehamilan kepada ibu hamil dengan maksud menghilangkan factor psiki rasa takut. Juga tentang diet ibu hamil, makan jangan sekaligus banyak, tetapi dalam porsi sedikit – sedikit namun sering, jangan tiba-tiba berdiri karena akan terasa oyong, mual, dan muntah. Defekasi hendaknya diusahakan teratur. Terapi obat, menggunakan sedative (Luminal, Stesoloid); vitamin B1 dan B6; anti muntah (Mediamer B6, Drammamin, Avopreg, Avomin, Torecan); antasida dan anti mulas. Jahe dipercaya selain untuk bahan masak dapat pula digunakan sebagai pereda morning sickness. Bahan yang dikandung oleh jahe diperkirakan sama dengan yang dikandung oleh placebo dan vitamin B6.Salah satu penyebab morning sickness adalah kekurangan vitamin B6 selain dari peningkatan kada esterogen dan HCG, oleh karena itu jahe pun dapat dijadikan sebagai salah satu dari alternative untuk meredakan gejala- gejal morning sickness seperti mual, muntah, 6 L, kurang nafsu makan, berat badan turun, dan lain-lain.Semoga pembuatan makalah ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca sehingga memberikan setidaknya sedikit pengetahuan yang dapat menjadi inspirasi bagi ibu-ibu hamil mengenai kehamilannya khususnya untuk meredakan gejala yang sering dialami pada TM I yaitu morning sickness.Sebelumnya penulis meminta maaf apabila ada kata-kata dalam pembuatan makalah ini yang kurang berkenan. Dan apabila ada kritik dan saran di dalam makalah ini, penulis akan menerima kritik dan saran yang membangun guna memacu semangat penulis untuk memperbaiki kesalahan dan berusaha untuk lebih baik lagi di masa yang akan datang. Sebelum dan sesudahnya penulis menggucapkan terima kasih.DAFTAR PUSTAKA
www.askep-askeb-kita.blogspot.com

Ilmu Kedokteran:Kedokteran

Posted: 18 Sep 2011 06:47 PM PDT

Kedokteran (bahasa Inggris: medicine) adalah suatu ilmu dan seni yang mempelajari tentang penyakit dan cara-cara penyembuhannya. Ilmu kedokteran adalah cabang ilmu kesehatan yang mempelajari tentang cara mempertahankan kesehatan manusia dan mengembalikan manusia pada keadaan sehat dengan memberikan pengobatan pada penyakit dan cedera. Ilmu ini meliputi pengetahuan tentang sistem tubuh manusia dan penyakit serta pengobatannya, dan penerapan dari pengetahuan tersebut.

Daftar isi

[sembunyikan]

[sunting] Ikhtisar

Praktek kedokteran dilakukan oleh para profesional kedokteran–lazimnya dokter dan kelompok profesi kedokteran lainnya yang meliputi perawat atau ahli farmasi. Berdasarkan sejarah, hanya dokterlah yang dianggap mempraktikkan ilmu kedokteran secara harfiah, dibandingkan dengan profesi-profesi perawatan kesehatan terkait. Profesi kedokteran adalah struktur sosial dan pekerjaan dari sekelompok orang yang dididik secara formal dan diberikan wewenang untuk menerapkan ilmu kedokteran. Di berbagai negara dan wilayah hukum, terdapat batasan hukum atas siapa yang berhak mempraktikkan ilmu kedokteran atau bidang kesehatan terkait.

Ilmu kedokteran umumnya dianggap memiliki berbagai cabang spesialis, dari pediatri (ilmu kesehatan anak), ginekologi (ilmu penyakit pada wanita), neurologi (ilmu penyakit saraf), hingga melingkupi bidang lainnya seperti kedokteran olahraga, dan kesehatan masyarakat.

Sistem kedokteran dan praktik perawatan kesehatan telah berkembang dalam berbagai masyarakat manusia sedikitnya sejak awal sejarah tercatatnya manusia. Sistem-sistem ini telah berkembang dalam berbagai cara dan berbagai budaya serta daerah yang berbeda. Yang dimaksud dengan ilmu kedokteran modern pada umumnya adalah tradisi kedokteran yang berkembang di dunia Barat sejak awal zaman modern. Berbagai tindakan pengobatan dan kesehatan tradisional masih dipraktikkan di seluruh dunia, di mana sebagian besar dianggap terpisah dan berbeda dari kedokteran Barat, yang juga disebut biomedis atau tradisi Hippokrates.

Sistem ilmu kedokteran yang paling berkembang selain sistem Barat adalah tradisi Ayurveda dari India dan pengobatan tradisional Tionghoa. Berbagai tradisi perawatan kesehatan non konvensional juga dikembangkan di dunia Barat yang berbeda dari ilmu kedokteran pada umumnya. Di berbagai tempat, sistem kedokteran Barat seringkali dipraktikkan bersama-sama dengan sistem kedokteran tradisional setempat atau sistem kedokteran lainnya, meskipun juga dianggap saling bersaing atau bahkan bertentangan.

Kedokteran veteriner atau yang lazim disebut kedokteran hewan adalah praktik kesehatan yang dikhususkan untuk spesies hewan dan merupakan ilmu kedokteran lainnya selain untuk manusia.

[sunting] Sejarah

Seorang dokter sedang merawat pasiennya. Museum Louvre, Paris, Perancis.

Ampul obat

!Artikel utama untuk bagian ini adalah: Sejarah kedokteran

Pada awalnya, sebagian besar kebudayaan dalam masyarakat awal menggunakan tumbuh-tumbuhan herbal dan hewan untuk tindakan pengobatan. Ini sesuai dengan kepercayaan magis mereka yakni animisme, sihir, dan dewa-dewi. Masyarakat animisme percaya bahwa benda mati pun memiliki roh atau mempunyai hubungan dengan roh leluhur.

Ilmu kedokteran berangsur-angsur berkembang di berbagai tempat terpisah yakni Mesir kuno, Tiongkok kuno, India kuno, Yunani kuno, Persia, dan lainnya. Sekitar tahun 1400-an terjadi sebuah perubahan besar yakni pendekatan ilmu kedokteran terhadap sains. Hal ini mulai timbul dengan penolakan–karena tidak sesuai dengan fakta yang ada–terhadap berbagai hal yang dikemukakan oleh tokoh-tokoh pada masa lalu (bandingkan dengan penolakan Copernicus pada teori astronomi Ptolomeus. Beberapa tokoh baru seperti Vesalius (seorang ahli anatomi) membuka jalan penolakan terhadap teori-teori besar kedokteran kuno seperti teori Galen, Hippokrates, dan Avicenna. Diperkirakan hal ini terjadi akibat semakin lemahnya kekuatan gereja dalam masyarakat pada masa itu.

Ilmu kedokteran yang seperti dipraktikkan pada masa kini berkembang pada akhir abad ke-18 dan awal abad ke-19 di Inggris (oleh William Harvey, abad ke-17), Jerman (Rudolf Virchow) dan Perancis (Jean-Martin Charcot, Claude Bernard). Ilmu kedokteran modern, kedokteran “ilmiah” (di mana semua hasil-hasilnya telah diujicobakan) menggantikan tradisi awal kedokteran Barat, herbalisme, humorlasime Yunani dan semua teori pra-modern. Pusat perkembangan ilmu kedokteran berganti ke Britania Raya dan Amerika Serikat pada awal tahun 1900-an (oleh William Osler, Harvey Cushing).

Kedokteran berdasarkan bukti (evidence-based medicine) adalah tindakan yang kini dilakukan untuk memberikan cara kerja yang efektif dan menggunakan metode ilmiah serta informasi sains global yang modern.

Kini, ilmu genetika telah memengaruhi ilmu kedokteran. Hal ini dimulai dengan ditemukannya gen penyebab berbagai penyakit akibat kelainan genetik, dan perkembangan teknik biologi molekuler.

Ilmu herbalisme berkembang menjadi farmakologi. Masa modern benar-benar dimulai dengan penemuan Heinrich Hermann Robert Koch bahwa penyakit disebarkan melalui bakteria (sekitar tahun 1880), yang kemudian disusul penemuan antibiotik (sekitar tahun 1900-an). Antibiotik yang pertama kali ditemukan adalah obat Sulfa, yang diturunkan dari anilina. Penanganan terhadap penyakit infeksi berhasil menurunkan tingkat infeksi pada masyarakat Barat. Oleh karena itu dimulailah industri obat.

[sunting] Praktek kedokteran

Praktek kedokteran mengombinasikan sains dan seni. Sains dan teknologi adalah bukti dasar atas berbagai masalah klinis dalam masyarakat. Seni kedokteran adalah penerapan gabungan antara ilmu kedokteran, intuisi, dan keputusan medis untuk menentukan diagnosis yang tepat dan perencanaan perawatan untuk masing-masing pasien serta merawat pasien sesuai dengan apa yang diperlukan olehnya.

Pusat dari praktik kedokteran adalah hubungan relasi antara pasien dan dokter yang dibangun ketika seseorang mencari dokter untuk mengatasi masalah kesehatan yang dideritanya.

Dalam praktik, seorang dokter harus:

  • membangun relasi dengan pasien
  • mengumpulkan data (riwayat kesehatan dan pemeriksaan fisik dengan hasil laboratorium atau citra medis)
  • menganalisa data
  • membuat rencana perawatan (tes yang harus dijalani berikutnya, terapi, rujukan)
  • merawat pasien
  • memantau dan menilai jalannya perawatan dan dapat mengubah perawatan bila diperlukan.

Semua yang dilakukan dokter tercatat dalam sebuah rekam medis, yang merupakan dokumen yang berkedudukan dalam hukum. [1]

[sunting] Relasi pasien-dokter

Hubungan relasi antara dokter dan pasien yang timbul pada ruangan praktik

Relasi pasien dan dokter adalah proses utama dari praktik kedokteran. Terdapat banyak pandangan mengenai hubungan relasi ini.

Pandangan yang ideal, seperti yang diajarkan di fakultas kedokteran, mengambil sisi dari proses seorang dokter mempelajari tanda-tanda, masalah, dan nilai-nilai dari pasien; maka dari itu dokter memeriksa pasien, menginterpretasi tanda-tanda klinis, dan membuat sebuah diagnosis yang kemudian digunakan sebagai penjelasan kepada pasien dan merencanakan perawatan atau pengobatan. Pada dasarnya, tugas seorang dokter adalah berperan sebagai ahli biologi manusia. Oleh karena itu, seorang dokter harus paham benar bagaimana keadaan normal dari manusia sehingga ia dapat menentukan sejauh mana kondisi kesehatan pasien. Proses inilah yang dikenal sebagai diagnosis.

Empat kata kunci dari diagnosis dalam dunia kedokteran adalah anatomi (struktur: apa yang ada di sana), fisiologi atau faal (bagaimana struktur tersebut bekerja), patologi (apa kelainan dari sisi anatomi dan faalnya), dan psikologi (pikiran dan perilaku). Seorang dokter juga harus menyadari arti ‘sehat’ dari pandangan pasien. Artinya, konteks sosial politik dari pasien (keluarga, pekerjaan, tingkat stres, kepercayaan) harus turut dipertimbangkan dan kadang-kadang dapat menjadi petunjuk dalam kepentingan membangun diagnosis dan perawatan berikutnya.

Ketika bertemu dengan dokter, pasien akan memaparkan komplainnya (tanda-tanda) kepada dokter, yang nantinya akan memberikan berbagai informasi tentang tanda-tanda klinis tersebut. Kemudian dokter akan memeriksa, mencatat segala yang ditemukannya pada diri pasien dan memperkirakan berbagai kemungkinan diagnosis. Bersama pasien, dokter akan menyusun perawatan berikutnya atau tes laboratorium berikutnya bila diagnosis belum dapat dipastikan. Bila diagnosis telah disusun, maka dokter akan memberikan (“mengajarkan”) nasihat medis. Relasi pengajaran ini menempatkan dokter sebagai guru (Physician dalam Bahasa Inggris; berasal dari bahasa Latin yang berarti guru).

Relasi dokter dan pasien dapat dianalisa dari pandangan masalah etika. Banyak nilai dan masalah etika yang dapat ditambahkan ke relasi ini. Tentunya, masalah etika amat dipengaruhi oleh tingkat masyarakat, masa, budaya, dan pemahan terhadap nilai moral. Sebagai contoh, dalam 30 tahun terakhir, penegasan dan tuntutan terhadap hak otonomi pasien kian meningkat di dalam dunia kedokteran Barat.

Relasi dan proses praktik juga dapat dilihat dari sisi relasi kekuatan sosial (seperti yang dikemukakan Michel Foucault atau transaksi ekonomi. Profesi dokter memiliki status yang lebih tinggi pada abad lalu, dan mereka dipercaya untuk melakukan tindakan dalam kesehatan masyarakat. Hal ini membawa suatu kekuatan tersendiri dan membawa keuntungan serta kerugian bagi pasien.

Pada 25 tahun terakhir ini, kebebasan dokter dipersempit. Terutama dengan kehadiran perusahaan asuransi seiring naiknya biaya perawatan kesehatan. Di berbagai negara (seperti Jepang) pihak asuransi juga mempunyai pengaruh dalam penentuan keputusan medis.

Kualitas relasi pasien dan dokter sangat penting bagi kedua pihak. Saling menghormati, kepercayaan, pertukaran pendapat mengenai penyakit dan kehidupan, ketersediaan waktu yang cukup, mempertajam ketepatan diagnosis, dan memperkaya wawasan pasien tentang penyakit yang dideritanya; semua ini dilakukan agar relasi kian baik.

Relasi kian kompleks di luar ruang praktik pribadi dokter, seperti pada bangsal rumah sakit. Dalam rumah sakit, relasi tak hanya antara dokter dan pasien, namun juga dengan pasien lainnya, perawat, pekerja dari lembaga sosial, dan lainnya.

[sunting] Kecakapan klinis

Sebuah evaluasi medis yang lengkap terdiri dari sebuah riwayat kesehatan, pemeriksaan fisik, hasil laboratorium atau citra medis, analisa data, dan penentuan diagnosis, dan perencanaan perawatan atau pengobatan.[2]

Hal-hal yang termasuk dalam riwayat kesehatan:

  • Keluhan utama (KU): alasan pasien datang kepada dokter. Hal ini disebut tanda atau gejala. Dituliskan sesuai dengan yang diungkapkan oleh pasien dan sejak kapan hal tersebut di keluhkan pasien.
  • Riwayat Penyakit Sekarang (RPS)(HPI: History of present illness): urutan kronologis dari tanda-tanda dan klasifikasi dari setiap tanda.
  • Aktivitas kini: hal-hal yang berkaitan aktivitas pasien sekarang seperti pekerjaan, hobi, dan lainnya.
  • Riwayat Pengobatan: obat apa yang digunakan pasien sebelum menemui dokter, termasuk alergi.
  • Riwayat Penyakit Dahulu/RPD(PMH: Past medical history): perawatan yang pernah dijalani pasien sebelumnya, cedera, penyakit infeksi yang pernah diderita, vaksinasi, alergi yang pernah diderita.
  • Riwayat Sistemik (ROS: Review of systems): menanyakan pasien mengenai kondisi sistem organ utamanya seperti jantung, paru-paru, sistem pencernaan (traktus digestivus), dan lainnya.
  • Riwayat sosial Ekonomi(SH: Social history): tempat lahir, tempat tinggal, status perkawinan, status sosial ekonomi, kebiasaan (termasuk diet), penggunaan obat, tembakau, dan alkohol.
  • Riwayat keluarga (FH: Family history): membuat daftar penyakit apa saja yang pernah diderita oleh keluarga pasien yang dapat diturunkan (penyakit genetik). Biasanya dibuat dalam silsilah keluarga atau pohon keluarga.

Dalam pemeriksaan fisik, dokter berusaha mencari tanda yang dapat mendukung proses pembuatan diagnosisnya. Dokter menggunakan indera penglihatan, pendengaran, sentuhan, dan kadang-kadang juga dengan penciuman. Empat metode utama untuk pemeriksaan fisik: melihat (inspeksi), merasakan/menyentuh (palpasi), mengetuk untuk membedakan karakteristik resonansi (perkusi), mendengar (auskultasi); mencium kadang-kadang diperlukan seperti untuk membaui urea pada penyakit uremia.

Pemeriksaan fisik mencakup:

Hasil laboratorium dan pencitraan medis dapat digunakan bila diperlukan.

Pemeriksaan ini dapat berlangsung hanya dalam beberapa menit bila masalahnya sederhana maupun hingga berminggu-minggu bila pasien mengalami masalah pada beberapa sistem tubuhnya sehingga diperlukan rujukan ke beberapa dokter spesialis.

[sunting] Cabang ilmu kedokteran

Profesi kedokteran dituntut untuk dapat memberikan pelayanan kesehatan yang terbaik, apalagi kini cakupan ilmu telah berkembang luas. Ilmu kedokteran gigi dan psikologi, walaupun sering dipisahkan dari kedokteran umum, tetap menjadi bagian satu kesatuan ilmu kedokteran.

Seorang dokter dapat memiliki kemampuan spesialisasi(sudah menjalani pendidikan lanjut pasca sarjana) dan subspesialisasi yang disebut sebagai dokter spesialis. Penentuan spesialiasi dan gelarnya beragam di tiap negara.

[sunting] Spesialiasi diagnostik

  • Laboratorium klinik adalah layanan diagnostik klinis yang mengaplikasikan teknik laboratorium untuk membuat diagnosis dan manajemen pasien. Di Amerika Serikat, layanan ini berada di bawah pengawasan seorang patologis (ahli patologi). Orang yang dapat bekerja di bidang ini adalah staf yang paham akan teknologi kedokteran, di Indonesia Laboratorium patologi ini ada 2 :
  1. Patologi klinik
  2. Patologi anatomi

[sunting] Disiplin ilmu pre-klinis

  • Anatomi adalah ilmu yang mempelajari struktur dan organisasi tubuh manusia
  • Fisiologi adalah ilmu yang mempelajari fungsi berbagai organ dan sistem organ serta interaksinya dalam tubuh manusia
  • Biokimia adalah ilmu yang mempelajari proses-proses kimia yang terjadi dalam tubuh manusia
  • Histologi adalah ilmu yang mempelajari struktur mikroskopik dan fungsi jaringan pembentuk dan penyusun organ dan sistem organ dalam tubuh manusia
  • Farmakologi adalah ilmu yang mempelajari obat-obatan, interaksi dan efeknya terhadap tubuh manusia
  • Patologi anatomi adalah ilmu yang mempelajari kelainan struktur mikroskopik dan makroskopik berbagai organ dan jaringan yang disebabkan penyakit atau proses lainnya
  • Patologi klinik adalah ilmu yang mempelajari kelainan yang terjadi pada berbagai fungsi organ atau sistem organ
  • Parasitologi adalah ilmu yang mempelajari penyakit-penyakit yang disebabkan parasit
  • Mikrobiologi adalah ilmu yang mempelajari penyakit-penyakit yang disebabkan mikroba

[sunting] Disiplin ilmu klinis

[sunting] Cakupan antardisipliner

Ilmu kedokteran pun meluas ke bidang lainnya. Beberapa bidang belum dikenal di Indonesia.

[sunting] Pendidikan dan profesi kedokteran di Indonesia

Pendidikan kedokteran pada tahun 1901.

Pendidikan kedokteran adalah proses pendidikan dokter untuk diterapkan di masyarakat.

Pendidikan dan pelatihan ilmu kedokteran bervariasi di setiap negara, namun di hampir semuanya pendidikan ini dibuka mulai dari sekolah kedokteran atau fakultas kedokteran di tingkat universitas selama waktu yang ditentukan.

Di Indonesia, pendidikan kedokteran dibuka di tingkat fakultas kedokteran universitas. Mahasiswa harus menempuh pendidikan strata-1 selama sekitar 3,5 tahun untuk mendapatkan gelar Sarjana Kedokteran (SKed). Setelah itu untuk menjadi seorang dokter, mahasiswa harus mengikuti pendidikan profesi dokter selama 1,5 tahun. Ketika telah diambil sumpah, seorang dokter dianjurkan menjadi pegawai tidak tetap (PTT) pemerintah untuk disebar ke daerah selama waktu yang telah ditentukan. Seorang dokter umum dapat mengambil pendidikan spesialisasi sesuai pilihannya.Saat ini kurikulum pendidikan kedokteran di Indonesia menganut sistem pembelajaran berdasarkan masalah atau Problem based Learning (PBL).

[sunting] Konsil Kedokteran Indonesia

Konsil Kedokteran Indonesia (KKI) berdasarkan UU no. 29 Tahun 2004 tentang praktik Kedokteran, telah dibentuk untuk melindungi masyarakat penerima jasa pelayanan kesehatan dan meningkatkan mutu pelayanan kesehatan dari dokter dan dokter gigi, yang terdiri atas Konsil Kedokteran dan Konsil Kedokteran Gigi. KKI bertanggung jawab kepada Presiden dan berkedudukan di Ibukota Negara Republik Indonesia.

KKI mempunyai fungsi pengaturan, pengesahan, penetapan, serta pembinaan dokter dan dokter gigi yang menjalankan prakterk kedokteran dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan medis. KKI mempunyai tugas meregistrasi dokter dan dokter gigi, mengesahkan standar pendidikan profesi dokter dan dokter gigi dan melakukan pembinaan terhadap penyelenggaraan praktik kedokteran yang dilaksanakan bersama lembaga terkait sesuai dengan fungsi masing-masing. Standar pendidikan profesi dokter dan dokter gigi yang disahkan Konsil ditetapkan bersama oleh Konsil Kedokteran Indonesia dengan kolegium kedokteran, kolegium kedokteran gigi, asosiasi institusi pendidikan kedokteran, asosiasi institusi pendidikan kedokteran gigi, dan asosiasi rumah sakit pendidikan.

KKI mempunyai wewenang:

  • menyetujui dan menolak permohonan registrasi dokter dan dokter gigi,
  • menerbitkan dan mencabut surat tanda registrasi dokter dan dokter gigi,
  • mengesahkan standar kompetensi dokter dan dokter gigi,
  • melakukan pengujian terhadap persyaratan registrasi dokter dan dokter gigi,
  • mengesahkan penerapan cabang ilmu kedokteran dan kedokteran gigi,
  • melakukan pembinaan bersama terhadap dokter dan dokter gigi mengenai pelaksanaan etika profesi yang ditetapkan oleh Organisasi Profesi,
  • melakukan pencatatan terhadap dokter dan dokter gigi yang dikenakan sanksi oleh organisasi profesi, atau perangkatnya karena melanggar ketentuan etika profesi.

Susunan organisasi Konsil Kedokteran Indonesia terdiri atas:

  • Konsil Kedokteran
  • Konsil Kedokteran Gigi.

Konsil Kedokteran dan Konsil Kedokteran Gigi masing-masing terdiri atas 3 divisi yaitu:

  • divisi registrasi,
  • divisi standar pendidikan profesi,
  • divisi pembinaan.

Jumlah anggota Konsil Kedokteran Indonesia berjumlah 17 orang yang terdiri dari unsur-unsur yang berasal dari :

  • Organisasi Profesi Kedokteran 2 orang,
  • Organisasi Profesi Kedokteran Gigi 2 orang,
  • Asosiasi Institusi Pendidikan Kedokteran 1 orang,
  • Asosiasi Institusi Pendidikan Kedoktan Gigi 1 orang,
  • Kolegium Kedokteran 1 orang,
  • Kolegium Kedokteran Gigi 1 orang,
  • Asosiasi Rumah Sakit Pendidikan 2 orang,
  • Tokoh Masyarakat 3 orang,
  • Departemen Kesehatan 2 orang,
  • Departemen Pendidikan Nasional 2 orang.

Keanggotaan KKI untuk pertama kali ditetapkan oleh Presiden atas usul Menteri Kesehatan (pasal 84 Undang Undang No. 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran).

[sunting] Sertifikat Kompetensi bagi Dokter

Sertifikat Kompetensi perlu dibuat bagi Dokter lulusan sebelum 29 April 2007 dan belum mengajukan pembuatan Surat Tanda Registrasi (STR) ke Konsil Kedokteran Indonesia (KKI). Proses pembuatan Sertifikat Kompetensi ini hanya berlaku sampai dengan tanggal 29 Oktober 2007 (batas terakhir pengajuan STR ke KKI berdasarkan surat KKI No. KK. 01.03/KKI/Reg/IV/301). Sertifikat Kompetensi akan dikirim ke alamat korespondensi yang tercantum dalam formulir pendaftaran dengan Pos Tercatat.

[sunting] Surat Tanda Registrasi (STR)

Surat Tanda Registrasi adalah pencatatan resmi dokter dan dokter gigi yang telah memiliki sertifikat kompetensi dan telah mempunyai kualifikasi tertentu, serta diakui secara hukum untuk melakukan tindakan sesuai kompetensinya. Registrasi yang memenuhi persyaratan dan melewati proses verifikasi, konfirmasi, validasi dan penandatanganan oleh Registar maka terbitlah Surat Tanda Registrasi (STR). Surat Tanda Registrasi tersebut menjadi bukti tertulis yang diberikan oleh KKI bagi dokter dan dokter gigi

Incoming search terms:

Pariwisata:PENGEMBANGAN PARIWISATA INDONESIA

Posted: 18 Sep 2011 06:44 PM PDT

Berbagai organisasi internasional antara lain PBB, Bank Dunia dan World Tourism Organization (WTO), telah mengakui bahwa pariwisata merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia terutama menyangkut kegiatan social dan ekonomi. Diawali dari kegiatan yang semula hanya dinikmati oleh segelintir orang-orang yang relatif kaya pada awal abad ke-20, kini telah menjadi bagian dari hak azazi manusia, sebagaimana dinyatakan oleh John Naisbitt dalam bukunya Global Paradox yakni bahwa "w here once travel was considered a privilege of the moneyed elite, now it is considered a basic human right. Hal ini terjadi tidak hanya di negara maju tetapi mulai dirasakan pula di negara berkembang termasuk pula Indonesia.

Dalam hubungan ini, berbagai negara termasuk Indonesia pun turut menikmati dampak dari peningkatan pariwisata dunia terutama pada periode 1990 – 1996. Badai krisis ekonomi yang melanda Indonesia sejak akhir tahun 1997, merupakan pengalaman yang sangat berharga bagi masyarakat pariwisata Indonesia untuk melakukan re-positioning sekaligus re-vitalization kegiatan pariwisata Indonesia. Disamping itu berdasarkan Undang-undang No. 25 Tahun 2000 tentang Program Perencanaan Nasional pariwisata mendapatkan penugasan baru untuk turut mempercepat pemulihan ekonomi nasional dan memulihkan citra Indonesia di dunia internasional. Penugasan ini makin rumit terutama setelah dihadapkan pada tantangan baru akibat terjadinya tragedi 11 September 2001 di Amerika Serikat.

Menghadapi tantangan dan peluang ini, telah dilakukan pula perubahan peran Pemerintah dibidang kebudayaan dan pariwisata yang pada masa lalu berperan sebagai pelaksana pembangunan, saat ini lebih difokuskan hanya kepada tugas-tugas pemerintahan terutama sebagai fasilitator agar kegiatan pariwisata yang dilakukan oleh swasta dapat berkembang lebih pesat. Peran fasilitator disini dapat diartikan sebagai menciptakan iklim yang nyaman agar para pelaku kegiatan kebudayaan dan pariwisata dapat berkembang secara efisien dan efektif.

Selain itu sub sektor pariwisata pun diharapkan dapat menggerakan ekonomi rakyat, karena dianggap sektor yang paling siap dari segi fasilitas, sarana dan prasarana dibandingkan dengan sektor usaha lainnya. Harapan ini dikembangkan dalam suatu strategi pemberdayaan masyarakat melalui pengembangan pariwisata yang berbasis kerakyatan atau community-based tourism development .

KONDISI PARIWISATA INTERNASIONAL

Berdasarkan data yang dikutip dari WTO , pada tahun 2000 wisatawan manca negara (wisman) internasional mencapai jumlah 698 juta orang yang mampu menciptakan pendapatan sebesar USD 476 milyar. Pertumbuhan jumlah wisatawan pada dekade 90-an sebesar 4,2 % sedangkan pertumbuhan penerimaan dari wisman sebesar 7,3 persen, bahkan di 28 negara pendapatan tumbuh 15 pesen per tahun.

Sedangkan jumlah wisatawan dalam negeri di masing-masing negara jumlahnya lebih besar lagi dan kelompok ini merupakan penggerak utama dari perekonomian nasional. sebagai gambaran di Indonesia jumlah wisatawan nusantara (wisnus) pada tahun 2000 adalah sebesar 134 juta dengan pengeluaran sebesar Rp. 7,7 triliun. Jumlah ini akan makin meningkat dengan adanya kemudahan untuk mengakses suatu daerah.

Atas dasar angka-angka tersebut maka pantutlah apabila pariwisata dikategorikan kedalam kelompok industri terbesar dunia ( the world’s largest industry ), sebagaimana dinyatakan pula oleh John Naisbitt dalam buku tersebut diatas . Sekitar 8 persen dari ekspor barang dan jasa, pada umumnya berasal dari sektor pariwisata. Dan pariwisata pun telah menjadi penyumbang terbesar dalam perdagangan internasional dari sektor jasa, kurang lebih 37 persen, termasuk 5-top exports categories di 83% negara WTO, sumber utama devisa di 38% negara dan di Asia Tenggara pariwisata dapat menyumbangkan 10 –12 persen dari GDP serta 7 – 8 persen dari total employement .

Dominasi tujuan wisata pun mulai berubah. Apabila di tahun 1950, 15 tujuan wisata utama di dunia terkonsentrasi di Eropah Barat dan Amerika Utara, yang mendatangkan 97% dari jumlah wisatawan dunia, maka pada tahun 1999 jumlah ini menurun menjadi 62%, sisanya menyebar diberbagai belahan dunia terutama Asia Timur , Eropah Timur, dan Amerika Latin. Diantaranya di kawasan Asia Timur dan Pasifik, kedatangan wisatawan tercatat 122 juta diantaranya yang tertinggi diraih oleh Cina sebesar 31,29 juta dengan perolehan devisa USD 16,231 miliar. sedangkan terendah dari sepuluh besar adalah Jepang dengan kedatangan wisatawan 4,757 juta dan memperoleh devisa USD. 3,374 miliar. Dan Indonesia merupakan negara dengan urutan kedelapan yang dikunjungi oleh 5,064 juta dengan peroleh devisa USD. 5,7 miliar (pada tahun 2000).

 

Prospek pariwisata ke depan pun sangat menjanjikan bahkan sangat memberikan peluang besar, terutama apabila menyimak angka-angka perkiraan jumlah wisatawan internasional ( inbound tourism ) berdasarkan perkiraan WTO yakni 1,046 milyar orang (tahun 2010) dan 1,602 milyar orang (tahun 2020), diantaranya masing-masing 231 juta dan 438 juta orang berada di kawasan Asia Timur dan Pasifik. Dan akan mampu menciptakan pendapatan dunia sebesar USD 2 triliun pada tahun 2020.

Berdasarkan angka perkiraan tersebut maka, para pelaku pariwisata Indonesia seyogyanya melakukan perencanaan yang matang dan terarah untuk menjawab tantangan sekaligus menangkap peluang yang akan " bersliweran " atau lalu lalang di kawasan kita. Pemanfaatan peluang harus dilakukan melalui pendekatan " re-positioning " keberadaan masing-masing kegiatan pariwisata dimulai dari sejak investasi, promosi, pembuatan produk pariwisata, penyiapan jaringan pemasaran internasional, dan penyiapan sumber daya manusia yang berkualitas. Kesemuanya ini harus disiapkan untuk memenuhi standar internasional sehingga dapat lebih kompetitif dan menarik, dibandingkan dengan kegiatan yang serupa dari negara-negara disekitar Indonesia.

Walaupun demikian, persaingan ini seharusnya disikapi pula bersama-sama dengan persandingan sehingga mampu menciptakan suasana co-opetition ( cooperation and competition ) terutama dengan negara tetangga yang lebih siap dan lebih sungguh-sungguh menangkap peluang datangnya wisatawan internasional di daerah mereka masing-masing. Paling tidak kita harus mampu menangkap dan memanfaatkan " tetesan " wisatawan yang berkunjung ke negara tetangga untuk singgah ke Indonesia.

PERUBAHAN POLA KONSUMSI

 

Disamping jumlah wisman yang makin meningkat, saat ini pun telah terjadi perubahan consumers-behaviour pattern atau pola konsumsi dari para wisatawan . Mereka tidak lagi terfokus hanya ingin santai dan menikmati sun-sea and sand, saat ini pola konsumsi mulai berubah ke jenis wisata yang lebih tinggi, yang meskipun tetap santai tetapi dengan selera yang lebih meningkat yakni menikmati produk atau kreasi budaya ( culture ) dan peninggalan sejarah ( heritage ) serta nature atau eko-wisata dari suatu daerah atau negara.

Perubahan pola wisata ini perlu segera disikapi dengan berbagai strategi pengembangan produk pariwisata maupun promosi baik disisi pemerintah maupun swasta. Dari sisi pemerintahan perlu dilakukan perubahan skala prioritas kebijakan sehingga peran sebagai fasilitator dapat dioptimalkan untuk mengantisipasi hal ini. Disisi lain ada porsi kegiatan yang harus disiapkan dan dilaksanakan oleh swasta yang lebih mempunyai sense of business karena memang sifat kegiatannya berorientasi bisnis.Dan dengan diberlakukannya Undang-undang No. 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah maka perlu pula porsi kegiatan untuk pemerintah daerah yang akibat adanya otonomi daerah lebih memiliki wewenang untuk mengembangkan pariwisata daerah. Secara sederhana pembagian upaya promosi misalnya akan dapat ditempuh langkah-langkah dimana untuk pemerintah pusat melakukan country-image promotion , daerah melakukan destination promotion sesuai dengan keunggulan daerah masing-masing, sedangkan industri atau swasta melakukan product promotion masing-masing pelaku industri.

Di bidang budaya harus dirintis kembali pengembangan dan peningkatan kehidupan kebudayaan dikalangan masyarakat secara rutin dan berkesinambungan diberbagai tingkatan daerah sejak desa sampai ke perkotaan, tidak lagi dipusatkan hanya di Pusat ataupun di ibu kota propinsi. Gerakan massal ini memerlukan waktu minimal 5 – 10 tahun. Adanya upaya penyeragaman budaya menjadi budaya nasional, seperti pada masa lalu, haruslah dicegah agar ke-bhineka-an budaya dan kesenian dapat tumbuh berkembang dengan sehat dan alamiah. Apresiasi budaya dan kesenian diberbagai tingkatan harus dilakukan oleh rakyat secara spontan bukan lagi didasarkan karena adanya arahan dari pusat ataupun diselenggarakan melalui panitia pusat. Yang pada akhirnya setelah surat keputusan berakhir maka berbagai event ataupun festival pun tidak muncul lagi dan menunggu SK berikutnya. Paragdima berpikir semacam ini haruslah dikikis habis oleh para pelaku pariwisata itu sendiri. Dan seandainya pun Pemerintah ada dananya dan akan membantu kegiatan-kegiatan budaya kesenian, hendaknya hanyalah bersifat " start-up " untuk menggulirkan kegiatan tersebut pada tahap-tahap awal sedangkan untuk selanjutnya harus dapat dikembangkan sendiri dari swadaya masyarakat.

Dibidang peninggalan benda-benda sejarah pun hendaknya dilakukan pendekatan yang serupa, dalam arti penemuan situs-situs baru ataupun pemeliharan berbagai peninggalan sejarah atau pun museum, dilakukan tidak semata-mata hanya untuk memenuhi kewajiban dinas semata atau "kenikmatan" disiplin ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan kegiatan tersebut. Agar apresiasi terhadap peninggalan sejarah dapat lebih ditingkatkan maka pola berfikirpun hendaknya diadakan pula re-positioning yakni dengan menjadikannya sebagai salah satu daya tarik wisatawan dunia untuk berkunjung ke Indonesia. Perubahan ini tidak akan merusak keberadaan dari benda-benda bersejarah bahkan akan makin memberikan apresiasi yang lebih tinggi lagi baik terhadap upaya pemeliharaan benda bersejarah maupun terhadap budaya bangsa.

Menarik untuk disimak Deklarasi Bali tentang Conserving Cultural Heritage for Sustainable Social, Economic and Tourism Development pada tanggal 14 Juli 2000 antara lain : " The growth of the tourist industry brings welcome economic development to many parts of the world. Cultural tourism is now a significant sector of this industry. Mass tourism and inappropriate behavior by tourists and those in the tourist industry can, and has, adversely affected the cultural identity of tourism centers. The tourism industry must recognize that it has a responsibility to contribute to the maintenance of the living culture on which it relies ".

Dan sesungguhnya culture dan heritage ini adalah nyawanya atau "roh" dari kegiatan pariwisata Indonesia. Tanpa adanya budaya maka pariwisata akan terasa hambar dan kering, dan tidak akan memiliki daya tarik untuk dikunjungi.

TEKNOLOGI DAN PARIWISATA

Data yang disajikan WTO terdapat pula hal yang menarik yakni bahwa ditemu kenali adanya 4 negara kelompok besar penyumbang wisatawan dunia yakni Amerika Serikat, Jerman, Jepang dan Inggeris yang menyumbangkan 41% dari pendapatan pariwisata dunia. Dari segi teknologi, keempat negara inipun merupakan negara-negara terbesar pengguna teknologi informasi- internet, yakni 79 persen dari populasi internet dunia (tahun 1997) k.l. 130 juta pengguna internet. Angka-angka ini bukanlah secara kebetulan atau di-gathuk-gathukan , tetapi memang ada korelasi yang erat antara pemakaian teknologi informasi dengan peningkatan jumlah wisatawan di suatu negara.

Internet tidak semata-mata hanya merupakan temuan teknologi belaka, tetapi juga merupakan guru untuk mendidik manusia menemukan berbagai informasi (termasuk informasi pariwisata) yang diinginkannya, sehingga membuat hidup jauh lebih mudah ( to make life much easier) . Wisatawan kini tidak sabar menunggu informasi yang biasanya diberikan melalui biro jasa perjalanan ataupun organisasi lainnya. Mereka lebih senang mencari sendiri apa yang ada di benaknya sehingga mampu meyakinkan bahwa produk yang dipilihnya adalah yang terbaik.

Mengapa hal ini menjadi sangat penting di industri pariwisata ? Hal ini karena produk ataupun jasa yang diinginkan di sektor pariwisata tidak muncul ataupun " exist " pada saat transaksi berlangsung. Pada saat perjalanan wisata dibeli pada umumnya hanyalah membeli informasi yang berada di komputer melalui reservation system nya. Yang dibeli oleh wisatawan hanyalah "hak" untuk suatu produk, jasa penerbangan ataupun hotel. Berbeda dengan komoditas lainnya seperti TV ataupun kamera, wisata tidak dapat memberikan sample sebelum keputusan untuk membeli dilakukan, it cannot be sampled before the traveler arrives . Keputusan untuk membeli pun kebanyakan berasal dari rekomendasi dari relasi, brosur, atau iklan diberbagai media cetak. Jadi sesungguhnya bisnis pariwisata adalah bisnis kepercayaan atau trust .

Dengan adanya internet, informasi yang dibutuhkan untuk suatu perjalanan wisata tersedia terutama dalam bentuk World Wide Web atau Web. Konsumen sekarang dapat langsung berhubungan dengan sumber informasi tanpa melalui perantara. Dan saat ini dikenal new-truth para marketers pariwisata yakni

 

" if you are not online, then you are not on-sale. If your destination is not on the Web then it may well be ignored by the millions of people who now have access to the internet and who expect that every destination will have a comprehensive presence on the Web. The Web is the new destination marketing battleground and if you are not in there fighting then you cannot expect to win the battle for tourist dollars"

Haruslah diyakini bahwa Web adalah saluran ideal dan alat yang ampuh untuk mempromosikan daerah tujuan wisata, dengan biaya yang sangat murah. Namun dalam berkompetisi ini yang harus diperhatikan, karena merupakan senjata utama kita, adalah kualitas dari informasi itu sendiri. Karena wisatawan akan mendasarkan keputusannya untuk mengunjungi suatu DTW atau obyek wisata hanya kepada berbagai informasi yang tersedia untuk mereka di Web. Sekali mereka mendapat informasi yang keliru maka keunggulan teknologi ini akan menjadi tidak ada gunanya

COMMUNITY-BASED TOURISM DEVELOPMENT

Pada bulan Juli 2000, Bank Dunia mulai memikirkan bagaimana caranya menanggulangi masalah kemiskinan melalui sektor pariwisata yang kemudian dikenal dengan " community-based tourism " (CBT). Selanjutnya diidentifikasi adanya tiga kegiatan pariwisata yang dapat mendukung konsep CBT yakni adventure travel , cultural travel dan ecotourism . Dibahas pula kaitannya dengan akomodasi yang dimiliki oleh masyarakat atau disebut small family-owned hotels yang biasanya berkaitan erat dengan tiga jenis kegiatan tersebut. Bank Dunia yakin bahwa peningkatan wisata adventur e , ecology dan budaya akan mampu meningkatkan pendapatan masyarakat setempat dan sekitarnya sekaligus memelihara budaya, kesenian dan cara hidup masyarakat disekitarnya. Selain itu CBT akan melibatkan pula masyarakat dalam proses pembuatan keputusan, dan dalam perolehan bagian pendapatan terbesar secara langsung dari kehadiran para wisatawan. Sehingga dengan demikian CBT akan dapat menciptakan kesempatan kerja, mengurangi kemiskinan dan membawa dampak positif terhadap pelestarian lingkungan dan budaya asli setempat yang pada akhirnya diharapkan akan mampu menumbuhkan jati diri dan rasa bangga dari penduduk setempat yang tumbuh akibat peningkatan kegiatan pariwisata. Jadi sesungguhnya CBT adalah konsep ekonomi kerakyatan di sektor riil, yang langsung dilaksanakan oleh masyarakat dan hasilnyapun langsung dinikmati oleh mereka.

Yang perlu mendapatkan perhatian khusus dalam konsep CBT adalah wisatawan domestik (wisnus) yang perannya sangat besar dalam menumbuhkan dan mengembangkan obyek-obyek wisata yang nantinya diharapkan akan dikunjungi oleh wisman. Obyek-obyek wisata yang sering dan padat dikunjungi oleh wisnus akan memperoleh manfaat lebih besar dibandingkan dengan yang jarang dikunjungi wisnus. Makin banyak wisnus berkunjung , makin terkenal obyek tersebut dan pada akhirnya merupakan promosi untuk menarik datangnya wisman.

Dengan dilaksanakannya otonomi daerah, maka pengembangan dan pembangunan obyek wisata atas dasar CBT ini adalah merupakan salah satu tugas pemerintah daerah, meskipun tetap diupayakan agar hanya sampai sebatas sebagai fasilitator untuk menarik investor swasta melakukan kegiatan-kegiatan tersebut. Event-event pariwisata harus disusun secara konsisten sehingga dapat dijadikan acuan para pelaku pariwisata menjual ke berbagai pasar pariwisata dunia. Tanpa event yang tetap dan berkualitas maka akan sulit menarik pengunjung ke lokasi tersebut. Selain itu prasarana pariwisata pun harus ditingkatkan kualitasnya terutama yang terkait dengan kesehatan, kebersihan, keamanan dan kenyamanan.

NERACA SATELIT PARIWISATA (TOURISM SATELLITE ACCOUNT)

 

Sebagai bagian dari kegiatan ekonomi, maka mau tidak mau pariwisata pun harus mengikuti " pakem" ilmu ekonomi yakni setiap kegiatan harus dapat di-kuantitatif-kan, yang pada umumnya melalui alat statistik sehingga dapat mencerminkan keadaan sesungguhnya dari pencapaian suatu kegiatan yang direncanakan. Sehingga masyarakat yang tidak langsung bergerak di kegiatan pariwisata dapat mengerti dalam bahasa yang lebih universal.

 

Pada waktu ini penghitungan angka-angka statistik pariwisata didasarkan pada data sekunder yang berasal dari berbagai lembaga yang terlibat langsung dengan kedatangan wisman, antara lain Imigrasi, Biro Pusat Statistik, Bank Indonesia, Depbudpar, Disparda,PHRI. Kesulitan akan dihadapi apabila angka-angka statistik kita digabungkan ataupun dibandingkan dengan angka statistik negara lainnya. seringkali tidak sepadan atau tidak " apple to apple ".

Untuk itulah WTO pada tahun 1991 dalam International Conference on Travel and Tourism Statistics di Ottawa, merekomendasikan diterapkannya ukuran baru tentang sumbangan pariwisata terhadap perekonomian yang dikenal dengan Tourism Satellite Account (TSA) atau NESPARNAS (Neraca Satelit Pariwisata Nasional). Standar statistik ini sesungguhnya mengacu kepada UN System of National Accounts yang menampilkan definisi dan klasifikasi yang dipergunakan untuk survai sesuai standar internasional, sumbangan terhadap perekonomian dan keterkaitannya dengan berbagai sektor ekonomi lainnya, konsumsi yang dilakukan oleh wisatawan baik untuk sektor pariwisata maupun sektor lainnya. Konsep-konsep penerapan TSA di Indonesia saat ini sedang dikembangkan dan diharapkan dalam waktu dekat akan dapat mulai diterapkan secara bertahap.

PENUTUP

Demikianlah beberapa pemikiran untuk dijadikan bahan acuan Saudara-saudara dalam menimba ilmu pengetahuan dibidang pariwisata. Dengan meningkatkan kemampuan dibidang ini maka diharapkan upaya pemulihan perekonomian nasional. akan dapat segera diwujudkan. Semoga dapat bermanfaat.

ilmu kelautan:Perikanan & Ilmu Kelautan

Posted: 18 Sep 2011 06:42 PM PDT

Sebelum Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) Unpad dibuka pada tanggal 7 Juli 2005, eksistensi pendidikan tinggi perikanan di Universitas Padjadjaran sebenarnya sudah ada sejak 40 tahun lalu, yaitu sejak dibukanya Jurusan Perikanan pada Fakultas Pertanian tahun 1965.

Pembukaan Jurusan Perikanan di Universitas Padjadjaran pada dasarnya merupakan perwujudan dari keinginan rakyat dan pemerintah, khususnya pemerintah Jawa Barat untuk lebih mengembangkan sub sektor perikanan melalui pengadaan tenaga ahli di bidang perikanan. Ahli-ahli yang dihasilkan tersebut diharapkan dapat menjadi katalisator dan dinamisator pembangunan, khususnya pembangunan sub sektor perikanan.

Pada tahun 1996 baru dibuka satu program studi, yaitu Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan (MSP), berdasarkan Surat Keputusan Dirjen.Dikti. Nomor 217/DIKTI/KEP/1996 tanggal 11 Juli 1996. Penyelenggaran Program Studi MSP berlangsung hingga tahun akademik 2005/2006 yang merupakan tahun transisi dari peningkatan status Jurusan Perikanan menjadi Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan.

Visi:
Menjadi lembaga pendidikan tinggi yang diakui secara  nasional dan internasional dan mempunyai komitmen terhadap keunggulan di bidang perikanan dan ilmu kelautan.

Misi:

  • Melaksanakan manajemen pendidikan dengan menerapkan prinsip penjaminan mutu (quality assurance).
  • Mengembangkan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat guna menopang pendidikan, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi bagi masyarakat akademik pada khususnya, dan bagi pemerintah, indutsri, serta masyarakat pada umumnya.

Terdapat 7 orang guru besar yang membina FPIK Unpad dari 61 orang tenaga pendidik, yaitu:

  1. Prof. Dr. Ir. H. Bachrulhajat Koswara, M.S.
  2. Prof. Dr. Ir. H. Dulmiad Iriana
  3. Prof. Dr. Ir. Otong Suhara Djunaedi, M.S.
  4. Prof. Dr. Ir. Maman H. Suparta, Ph.D.
  5. Prof. Dr. Ir. H. Masjamsir, M.S.
  6. Prof. Dr. Ir. H. Sukaya Sastrawibawa
  7. Prof. Dr. Yayat Dhahiyat, Drs., M.S

ANTROPOLOGI : Setengah Abad Antropologi Indonesia

Posted: 18 Sep 2011 06:20 PM PDT

Setengah Abad Antropologi Indonesia

Masih ingat Snouck Hurgronje ? Snouck (1857-1936) adalah ilmuwan berkebangsaan Belanda yang menawarkan diri untuk memberikan gambaran lengkap tentang Aceh. Pada 1889, Snouck tiba di Pulau Jawa dan sejak itu ia meneliti pranata Islam di masyarakat pribumi Hindia Belanda, khususnya Aceh. Dia mempelajari politik kolonial untuk memenangi pertempuran Belanda di Aceh. Sosok Snouck kontroversial. Bagi Belanda dan kaum orientalis, boleh jadi dia dianggap sebagai peneliti yang sukses. Namun, bagi rakyat Aceh, Snouck adalah sosok pengkhianat sejati yang telah memanipulasi mereka.

Kisah Snouck adalah penggalan dari perkembangan antropologi di masa lalu. Saat Eropa mulai membangun koloni di benua lain, termasuk Asia, mereka mendapat berbagai tantangan dari warga asli; pemberontakan sampai iklim yang kurang cocok.

Dalam menghadapi permasalahan itu, pemerintah kolonial berusaha mencari kelemahan suku-suku asli dan menaklukkannya. Mereka mencari bahan-bahan etnografi tentang suku bangsa di luar Eropa, mempelajari kebudayaan serta kebiasaan warga koloninya itu untuk kepentingan kolonisasi. Cerita tentang Snouck dapat dikatakan bagian dari tahapan itu.

Pascakemerdekaan, antropologi menjadi kajian para intelektual di negeri sendiri dengan didirikannya Jurusan Antropologi Universitas Indonesia, setengah abad lampau. Tepatnya, di akhir September 1957, kajian antropologi hadir sebagai jurusan di lingkungan Fakultas Sastra UI, diprakarsai Profesor Koentjaraningrat. Dia pula yang mendorong berdirinya jurusan antropologi di berbagai universitas negeri lainnya di Indonesia.

"Dalam perkembangannya, antropologi ternyata lebih dekat dengan ilmu-ilmu sosial ketimbang ilmu humaniora sehingga (tahun 1983) antropologi di UI berpindah dari fakultas sastra ke fakultas ilmu sosial dan ilmu politik (FISIP)," kata Jasmine Zaky Shahab, Ketua Departemen Antropologi, FISIP-UI.

Bedanya dengan masa kolonial, di era pascakemerdekaan antropologi lebih dimaksudkan menjadi semacam alat bagi kita untuk belajar melihat dan mengenal diri sendiri. Bukankah antropologi pada intinya adalah ilmu yang mempelajari manusia, baik fisik maupun budayanya?

Oleh karena itu, kata antropolog Achmad Fedyani Saifuddin, ada bidang ilmu yang mempelajari tentang antropologi fisik atau jasmani dan ada antropologi sosial budaya. "Yang disebut terakhir berkembang dengan baik di Indonesia. Budaya juga dalam artian luas; mulai dari adat istiadat, tradisi, nilai, cara pandang hidup, cara pandang terhadap lingkungan, hingga cara memandang dunia," ujarnya.

Bagi Fedyani, masalah mengenal diri sendiri bukan perkara mudah. Perlu upaya lebih berat dan keras bagi Indonesia dibandingkan bangsa-bangsa lain, mengingat Indonesia berpenduduk sangat besar dan majemuk sehingga rentan disintegrasi.

Dan itu merupakan bagian dari pergulatan para antropolog. Terutama untuk menghadapi tantangan yang kian berat dengan adanya permasalahan seperti kemiskinan, korupsi, konflik kepentingan, kesenjangan sosial ekonomi, ketidakpastian pelaksanaan hukum, dan jurang generasi. Belum lagi fenomena global seperti liberalisasi ekonomi, memudarnya ideologi serta meningkatnya komunikasi lintas-batas negara serta budaya.

Pudar

Akan tetapi, memasuki usia 50 tahun, gaung dari kajian antropologi seakan memudar. Hanya sedikit terdengar nama besar di bidang ini, terutama sepeninggal pakar antropologi Koentjaraningrat. Di tengah berbagai tantangan dan isu pembangunan, misalnya, peran para ahli antropologi juga seakan tenggelam.

Bagi Jasmine, eksistensi ilmuwan antropologi di Indonesia tetap ada. Hanya saja, saat ini tidak terpusat pada satu tokoh seperti di era Koentjaraningrat. "Saat itu antropologi masih terbilang baru dengan sedikit orang yang menguasai ilmu itu. Sekarang sudah jauh lebih banyak dan terspesifikasi," ujarnya.

Lain lagi pendapat James Danandjaja, pakar antropologi yang menekuni folklore. Ketidakmunculan lagi nama-nama besar, antara lain, dikarenakan para akademisi di bidang antropologi malas menulis sehingga tidak terukir dalam peta ingatan masyarakat pembaca. "Menulis merupakan monumen diri sendiri. Harus ada yang dihasilkan, baik tulisan, video, atau dokumentasi apa pun," ujarnya.

Selain itu, menurut James, dahulu ahli antropologi lebih dilibatkan dalam program pembangunan. Koentjaraningrat, misalnya, masuk ke dalam struktur pemerintahan. Walaupun diakuinya, terpakainya kajian- kajian antropologi dalam program pembangunan masih dapat diperdebatkan. "Sekarang malah jauh berkurang. Padahal, departemen-departemen tertentu, seperti Departemen Sosial, dapat menggunakan manfaat dari antropologi," ujarnya.

Bagi Iwan Tjitradjaja, Ketua Program Studi Pascasarjana Antropologi UI, "kekalahan" antropologi dari sektor lain antara lain karena eksekutif pembangunan cenderung memandang pembangunan sebatas pembangunan ekonomi. Padahal, secara retorika, sejak dua dekade lalu telah ditekankan pembangunan mementingkan sosial dan budaya. Praktiknya, secara teknis ekonomi tetap dikedepankan.

"Dalam perencanaan sebetulnya para ahli antropologi telah dilibatkan, misalnya dalam feasibility studies. Sayangnya, banyak hasil studi yang tidak dimanfaatkan. Terkadang, para antropolog telah dilibatkan, namun saran-saran itu rawan masuk laci meja jika tidak sesuai dengan kepentingan," kata Iwan.

Dia mencontohkan pentingnya arti kajian antropologi dalam persoalan kehutanan, penebangan liar, dan okupasi lahan yang telah terjadi luar biasa. Mulai tahun 1980-an, laju kerusakan hutan sekitar dua juta hektar dan secara teknis deforestasi kurang berhasil. Muncul konflik antara pemerintah, pengusaha, dan masyarakat hutan. Konflik lalu mulai meletupkan kekerasan.

Ketidakberhasilan itu bukan semata masalah teknis, melainkan soal sosial budaya. Untuk memahami mengapa terjadi kerusakan hutan, kata Iwan, perlu dipahami dalam konteks dan dimensi budaya.

"Dengan memahami kebudayaan, potensi, kebiasaan masyarakat, semua pihak bisa duduk bersama dan menyelesaikan permasalahan. Terdapat apresiasi terhadap keberagaman. Warga desa umumnya tidak berpendidikan formal tinggi dan kerap dianggap bodoh oleh pengusaha atau pemerintah. Di sisi lain, warga desa tidak mengerti gaya dan penampilan hidup yang ditampilkan oleh aparat dan pengusaha yang terdidik dan orang perkotaan. Orang luar, bagi warga hutan, kerap dianggap sebagai penyebab terbatasnya akses mereka terhadap sumber daya alam. Apalagi gaya materialistis yang ditampilkan orang luar. Pengaruh itu menular dan menguat menjadi kecemburuan. Ini menimbulkan potensi konflik sosial," ujarnya.

Di negara seperti Indonesia, persoalan yang muncul dari keberagaman suku bangsa, kelas ekonomi, dan kelas sosial menjadi rawan. Apalagi diwarnai ketimpangan penguasaan aset ekonomi. Antropologi yang mencermati kejadian di lapangan dan mendapatkan informasi langsung dari masyarakat sangat dibutuhkan untuk menjalankan pembangunan yang berawal dari bawah dan tidak elitis.

Manusia dikesampingkan

Senyapnya gaung antropologi dalam pembangunan, menurut Achmad Fedyani, tak lepas dari kenyataan betapa selama ini pembangunan kerap mengesampingkan manusia dan budayanya. Seharusnya manusia ditempatkan sebagai subyek, mengingat arah pembangunan yang baik ialah untuk kesejahteraan rakyatnya: manusia!

"Antropologi memang mempelajari suatu komunitas secara mendalam dan dari dekat. Akan tetapi, ia mempunyai kemampuan reflektif. Ibarat cahaya lampu yang ditutupi kertas berlubang- lubang, sebagian cahaya akan menembus lubang dan terpantul di sana-sini. Begitu juga dengan antropologi, suatu kasus yang dipelajari di suatu tempat dapat terjadi di tempat lain dan menjadi pembelajaran. Walaupun, tentu saja, solusinya tetap harus disesuaikan dengan aspirasi masyarakat dan tidak seragam," ujarnya.

Lebih miris lagi, kebudayaan kerap kali didangkalkan menjadi sekadar adat istiadat dan kesenian. Padahal, budaya secara lebih luas ialah cara berpikir, pengetahuan, pandangan hidup, dan nilai-nilai.

Jika para pengguna penelitian antropologi menggunakannya dengan tepat, antropologi akan sangat besar memberikan pengaruh. Saat ini Fedyani, misalnya, dilibatkan dalam Lembaga Demografi UI yang mempunyai ide untuk memasukkan aspek sosial budaya ke dalam dunia kesehatan. Bentuknya, berupa program non-gelar sosial budaya untuk seluruh fakultas kedokteran di Indonesia. Antropologi dijadikan satu mata kuliah.

"Jangan salah, dokter juga harus mempunyai kompetensi sosial budaya. Begitu mereka bertugas di lapangan akan muncul beragam tantangan. Pemahaman sosial budaya akan sangat baik untuk mengatasi persoalan-persoalan itu. Dokter berhadapan dengan manusia dengan segala latar belakang budayanya. Kasarnya, kalau mereka menyuntik, itu bukan sekadar menyuntik benda fisik dan yang disuntik lalu sembuh," katanya.

Di usia yang setengah abad, semoga saja kajian antropologi di Indonesia semakin dihargai. Tentu saja agar hidup kita bersama sebagai bangsa tidak diwarnai kesalahkaprahan….

PENDIDIKAN : Guru, elemen yang terlupakan

Posted: 18 Sep 2011 06:16 PM PDT

Guru, elemen yang terlupakan

Pendidikan Indonesia selalu gembar-gembor tentang kurikulum baru…yang katanya lebih oke lah, lebih tepat sasaran, lebih kebarat-baratan…atau apapun. Yang jelas, menteri pendidikan berusaha eksis dengan mengujicobakan formula pendidikan baru dengan mengubah kurikulum.Di balik perubahan kurikulum yang terus-menerus, yang kadang kita gak ngeh apa maksudnya, ada elemen yang benar-benar terlupakan…Yaitu guru! Ya, guru di Indonesia hanya 60% yang layak mengajar…sisanya, masih perlu pembenahan. Kenapa hal itu terjadi? Tak lain tak bukan karena kurang pelatihan skill, kurangnya pembinaan terhadap kurikulum baru, dan kurangnya gaji. Masih banyak guru honorer yang kembang kempis ngurusin asap dapur rumahnya agar terus menyala.

Guru, digugu dan ditiru….Masihkah? atau hanya slogan klise yang sudah kuno. Murid saja sedikit yang menghargai gurunya…sedemikian juga pemerintah. banyak yang memandang rendah terhadap guru, sehingga orang pun tidak termotivasi menjadi guru. Padahal, tanpa sosok Oemar Bakri ini, tak bakal ada yang namanya Habibi.

posted by Pendidikan Indonesia at 2:57 PM 49 comments

Thursday, August 25, 2005

Gelar….Mabuknya Pendidikan

Sekali lagi, Indonesia dihadapkan pada kasus yang mencoreng nama pendidikan. Kasus jual beli gelar yang dipraktekkan oleh IMGI. Cara memperoleh gelar ini sangatlah mudah, Anda tinggal menyetor 10-25 juta, dan Anda dapat gelar yang Anda inginkan..Tinggal pilih…apakah S1, S2, atau S3….benar-benar edan! Sebagian orang mabuk kepayang akan nilai gelar yang memabukkan. Dan tidak tanggung-tanggung yang pernah membeli gelar dari IMGI ini…sekitar 5000 orang.

Ini adalah protet buram masyarakat Indonesia yang memuja gelar melampaui batas. Dengan titel, seakan-akan masa depan lebih mudah. Padahal, nasib ditentukan oleh kerja keras…dan sebagian masyarakat Indonesia mencari jalan pintas. Tak heran, jika kasus wakil rakyat yang melakukan jual beli gelar agar kelihatan mentereng menyeruak di mana-mana. Dan dengan kepala kosong, mereka mencoba mengkonsepsikan pemerintahan Indonesia. Apa yang terjadi? Undang-undang sekedar lobi-lobi politik dimana semuanya UUD (ujung-ujungnya duit).

Tidakkah kita semua miris lihat kenyataan ini? Lalu apa gunanya gelar kalau ternyata dia hanya kedok belaka?

Kesehatan : Nutrisi Seimbang Cegah Malnutrisi pada Lansia

Posted: 18 Sep 2011 06:13 PM PDT

Orang berusia lanjut (Orang tua) ternyata seringkali mengalami masalah malnutrisi walaupun mereka tidak kelihatan kurus. Semakin bertambah umur seseorang, semakin tinggi risiko menderita malnutrisi. Menderita penyakit tertentu, menurunnya fungsi fisiologis, pola makan yang salah, faktor ekonomi, berkurangnya kontak sosial, serta mengkonsumsi banyak obat adalah faktor yang mempengaruhi terjadinya malnutrisi pada usia lanjut. Bila malnutrisi tidak ditangani dengan baik akan membawa konsekuensi defisiensi energi, protein dan nutrisi lainnya yang dapat berakibat pada meningkatnya biaya pemeliharaan kesehatan serta menurunnya kualitas hidup seseorang. Hal ini sebenarnya dapat dihindari dengan asupan nutrisi tepat dan menerapkan pola hidup sehat sejak dini.

"Malnutrisi pada usia lanjut merupakan konsekuensi dari berbagai masalah sosial, ekonomi, fisik – somatik, dan lingkungan. Pada pasien usia lanjut yang sedang sakit, malnutrisi meningkatkan komplikasi penyakit, membutuhkan waktu penyembuhan lebih lama serta menyebabkan biaya pengobatan membengkak. Dengan demikian, nutrisi harus dianggap sebagai bagian dari pengobatan itu sendiri agar penanganan penyakit lebih baik dan efesien" demikian dikatakan dr. Nina Kemala Sari, SpPDKGer, FINASIM pada acara Media Edukasi yang diselenggarakan oleh Divisi Geriatri – Departemen Penyakit Dalam FKUI dan Abbott Nutrition dalam rangka menyambut hari Lansia 29 Mei 2011.

"Adanya gangguan mobilisasi (artritis dan stroke), gangguan kapasitas aerobik, gangguan indra (mencium, merasakan, dan penglihatan), gangguan gigi geligi/kemampuan mengunyah, malabsorbsi, penyakit kronik (anoreksia, gangguan metabolisme), alkohol, dan obat-obatan menyebabkan usia lanjut mudah mengalami malnutrisi. Faktor psikologis seperti depresi dan dimensia serta faktor sosial ekonomi (keterbatasan keuangan, pengetahuan gizi yang kurang, fasilitas memasak yang kurang dan ketergantungan dengan orang lain) juga dapat menyebabkan usia lanjut mengalami malnutrisi. Malnutrisi berhubungan dengan gangguan imunitas, menghambat penyembuhan luka, penurunan kualitas hidup, peningkatan biaya penggunaan fasilitas kesehatan, dan peningkatan mortalitas," tambahnya.

Di dunia saat ini terdapat sekitar 737 juta jiwa penduduk usia lanjut, yaitu usia 60 tahun lebih (data UNFPA). Dari jumlah tersebut sekitar duapertiga tinggal di negaranegara berkembang, termasuk di Indonesia. Data BPS tahun 2010 mencatat jumlah penduduk Indonesia yaitu sebesar 237.641.326 dan sekitar 20 juta orang adalah penduduk usia lanjut.

Di Indonesia, jumlah populasi orang berusia lanjut ini akan mengalami peningkatan yang luar biasa; terbesar di dunia (414%) pada tahun 2025. Hal ini mendorong kita semua untuk siap menghadapinya, siap dalam menghadapi konsekuensi logis akan adanya masalah-masalah yang muncul seiring dengan ledakan populasi usia lanjut ini. Karenanya, Divisi Geriatri – Departemen Penyakit Dalam FKUI menyelenggarakan Temu Ilmiah Geriatri yang diselenggarakan pada.

"Keluhan pasien usia lanjut yang datang ke RS seringkali ternyata disebabkan karena mereka tidak mengkonsumsi nutrisi dengan baik. Oleh karena itu, penting untuk dilakukan perbaikan asupan nutrisi agar orang tua dapat mengkonsumsi makanan yang berimbang dan memenuhi kebutuhan tubuh", ujar dr. Edy Rizal Wahyudi, SpPD.

"Namun demikian, konsumsi nutrisi yang baik tidak hanya dilakukan pada saat masa tua. Menabung cadangan nutrisi sejak dini perlu dilakukan untuk mencegah timbulnya berbagai penyakit degeneratif serta menurunnya kualitas hidup. Dengan adanya kesadaran akan pentingnya menjaga kebutuhan nutrisi sejak usia tengah baya diharapkan dapat memiliki masa tua yang sehat baik secara fisik dan mental.

ILMU KELAUTAN : Perikanan & Ilmu Kelautan

Posted: 18 Sep 2011 06:13 PM PDT

Perikanan & Ilmu Kelautan

| Prospek Kerja

Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan

Alamat : Jl. Raya Bandung Sumedang KM 21, Jatinangor 40600
Telepon: (022) 87701519
Faksimili:  (022) 87701518
Dekan: Dr. Ayi Yustiati, M.Sc.
Email: fpik@unpad.ac.id
Website:

Sebelum Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) Unpad dibuka pada tanggal 7 Juli 2005, eksistensi pendidikan tinggi perikanan di Universitas Padjadjaran sebenarnya sudah ada sejak 40 tahun lalu, yaitu sejak dibukanya Jurusan Perikanan pada Fakultas Pertanian tahun 1965.

Pembukaan Jurusan Perikanan di Universitas Padjadjaran pada dasarnya merupakan perwujudan dari keinginan rakyat dan pemerintah, khususnya pemerintah Jawa Barat untuk lebih mengembangkan sub sektor perikanan melalui pengadaan tenaga ahli di bidang perikanan. Ahli-ahli yang dihasilkan tersebut diharapkan dapat menjadi katalisator dan dinamisator pembangunan, khususnya pembangunan sub sektor perikanan.

Pada tahun 1996 baru dibuka satu program studi, yaitu Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan (MSP), berdasarkan Surat Keputusan Dirjen.Dikti. Nomor 217/DIKTI/KEP/1996 tanggal 11 Juli 1996. Penyelenggaran Program Studi MSP berlangsung hingga tahun akademik 2005/2006 yang merupakan tahun transisi dari peningkatan status Jurusan Perikanan menjadi Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan.

Visi:
Menjadi lembaga pendidikan tinggi yang diakui secara  nasional dan internasional dan mempunyai komitmen terhadap keunggulan di bidang perikanan dan ilmu kelautan.

Misi:

  • Melaksanakan manajemen pendidikan dengan menerapkan prinsip penjaminan mutu (quality assurance).
  • Mengembangkan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat guna menopang pendidikan, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi bagi masyarakat akademik pada khususnya, dan bagi pemerintah, indutsri, serta masyarakat pada umumnya.

Terdapat 7 orang guru besar yang membina FPIK Unpad dari 61 orang tenaga pendidik, yaitu:

  1. Prof. Dr. Ir. H. Bachrulhajat Koswara, M.S.
  2. Prof. Dr. Ir. H. Dulmiad Iriana
  3. Prof. Dr. Ir. Otong Suhara Djunaedi, M.S.
  4. Prof. Dr. Ir. Maman H. Suparta, Ph.D.
  5. Prof. Dr. Ir. H. Masjamsir, M.S.
  6. Prof. Dr. Ir. H. Sukaya Sastrawibawa
  7. Prof. Dr. Yayat Dhahiyat, Drs., M.S

Kesehatan : Dukungan CEVHAP untuk Penyakit Hepatitis

Posted: 18 Sep 2011 06:12 PM PDT

Pada Hari Hepatitis Sedunia yang jatuh pada 28 Juli 2011 ini, sekelompok ahli dalam bidang virus hepatitis yang tergabung dalam Coalition to Eradicate Viral Hepatitis in Asia Pacific (CEVHAP) atau Koalisi Pemberantasan Virus Hepatitis di Asia Pasifik mendesak pemerintah dan masyarakat di Asia Pasifik agar lebih sadar akan dampak hepatitis yang dapat menghancurkan kehidupan individu, keluarga dan masyarakat pada umumnya.

Salah satu anggota CEVHAP di Indonesia adalah pakar penyakit hati dari FKUI dan RSCM, Prof. dr. H. Ali Sulaiman, Ph. D, SpPD-KGEH, FACG, FINASIM yang mengajak dan mengingatkan pemerintah Indonesia akan pentingnya perhatian khusus dalam usaha pencegahan, pengendalian dan pengobatan virus hepatitis.

"Penyakit hepatitis telah dinyatakan oleh Ibu Menteri Kesehatan sebagai salah satu prioritas masalah kesehatan di Indonesia, namun tingkat kesadaran masyarakat kita sangat kurang apabila dibandingkan HIV/AIDS dan malaria. Dengan dibentuknya CEVHAP ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran pencegahan dan mendorong terbukanya akses deteksi dini dan pengobatan yang lebih luas di Indonesia," jelas Prof. Ali.


Virus hepatitis, terutama hepatitis B dan C, mempengaruhi 1 dari 12 orang di seluruh dunia, mempengaruhi kehidupan sekitar 1 juta orang setiap tahun. Asia Pasifik merupakan daerah dengan tingkat penderita virus hepatitis paling banyak di seluruh dunia.

“Mengingat hepatitis kronis adalah penyakit yang tidak menunjukkan gejala-gejala tertentu (silent disease), maka penting adanya usaha meningkatkan kesadaran masyarakat dan perhatian pemerintah. Masyarakat cenderung tidak mencari perhatian medis atau menjalani pengobatan, dan hal ini masih sering ditemukan di negara yang biaya pengobatannya ditanggung pemerintah," kata Profesor D.S. Chen, Guru Besar dan Ketua Fakultas Kedokteran Universitas Nasional Taiwan dan salah satu pendiri CEVHAP.

Setiap tahunnya, jumlah orang yang terinfeksi dan meninggal karena virus hepatitis kronis sama dengan jumlah setiap penderita HIV/AIDS, tuberkulosis dan malaria. “WHO menyerukan pendekatan global untuk mengatasi masalah virus hepatitis dan kami menyadari bahwa hal tersebut merupakan sebagian tanggung jawab kami, sebagai para ahli, untuk memastikan Asia Pasifik turut ambil bagian dalam memerangi hepatitis," kata Profesor Stephen Locarnini,Kepala Divisi Laboratorium Referensi Penyakit Infeksi Victoria di Melbourne, Australia dan salah satu pendiri CEVHAP.

Dibukanya akses bagi pasien untuk screening dan pengobatan di wilayah Asia Pasifik sangat penting dan mendesak. Saat ini, lebih dari separuh pasien hepatitis kronis tinggal di negara yang tidak memiliki kebijakan untuk tes gratis dan 41 persen pasien hidup di negara-negara dimana tidak tersedianya dana pemerintah untuk pengobatan hepatitis B atau C.

“Penyebaran hepatitis B akan terus meningkat kecuali ada intervensi kebijakan pemerintah yang efektif di seluruh wilayah,” kata Prof. Stephen Locarnini. “Kami tidak mengatakan bahwa belum ada usaha yang telah dilakukan. Memang telah ditemukan kemajuan di negara-negara khususnya dalam bidang vaksinasi universal. Hanya saja, masih banyak hal yang dapat dan harus dilakukan untuk menangani permasalahan ini secara efektif."

Kesehatan : Cermati Asupan Gula pada Anak

Posted: 18 Sep 2011 06:10 PM PDT

 

Indonesia saat ini menghadapi masalah gizi ganda, yaitu masih adanya masalah gizi kurang terutama yang kronis & akut pada beberapa kelompok masyarakat, serta timbulnya masalah gizi lebih yang merupakan salah satu faktor utama penyakit degeneratif & dapat menjadi ancaman tersembunyi di masa depan. Gizi lebih atau obesitas pada anak semakin meningkat jumlahnya saat ini, baik di negara maju ataupun negara berkembang. Salah satu faktor yang dapat menyebabkan terjadinya obesitas sendiri adalah banyak mengkonsumsi gula yang terdapat dalam makanan atau minuman.

Hal tersebut mengemuka dalam acara talkshow yang dilangsungkan di Hotel Nikko Jakarta, tanggal 15 Juni 2011 kemarin. Acara yang berjudul "Cermati Asupan Gula Tambahan pada Susu Anak" tersebut menghadirkan Marudut Bsc, MPS; Dr. dr. Rini Sekartini, SpA (K) & dr. Aman Bhakti Pulungan, SpA (K) sebagai pembicaran

Menurut dr. Aman Bhakti Pulungan, SpA (K), "makanan atau minuman manis saat dikonsumsi, akan diserap dengan cepat ke dalam pembuluh darah, sehingga meningkatkan kadar hormon insulin. Selanjutnya, hormon insulin ini akan bekerja menarik gula & lemak dari darah untuk disimpan di jaringan sebagai persediaan di masa mendatang. Proses penyimpanan ini jika tidak seimbang dengan pengeluaran energi akan menyebabkan terjadinya kenaikan berat badan yang dapat menjurus menjadi obesitas".

WHO sendiri telah merekomendasikan bahwa asupan gula tambahan tidak melebihi 10% dari total energi yang dikonsumsi untuk menghindari kelebihan energi dalam tubuh anak. Artinya, berdasarkan AKG Indonesia tahun 2004, untuk anak usia 1-3 tahun, tidak disarankan untuk mengkonsumsi lebih dari 25 g gula tambahan/hari (setara dengan 5 sendok teh) & untuk usia 4-6 tahun tidak melebihi 38 g gula tambahan/hari (setara 8 sendok teh).

Dr. dr. Rini Sekartini, SpA (K) bersama medical research unit FKUI yang telah melakukan penelitian terhadap 100 anak usia 3-6 tahun di 3 TK & 1 PAUD di Jakarta mengatakan, "hasil yang didapat menunjukkan bahwa sebanyak 20% anak mengalami obesitas di TK & 17,1% di PAUD. Angka prevalensi anak usia dini yang mengalami kegemukan & obesitas ini lebih tinggi dari hasil Riskesdas 2007, yaitu sebesar 12,2% & Riskesdas 2010 sebesar 14 %".

"Hasil penelitian kami menunjukkan bahwa untuk asupan gula harian (sukrosa, glukosa, fruktosa & laktosa) memberikan kontribusi lebih dari 10% terhadap total kalori. Asupan gula terbanyak adalah sukrosa sebesar 49,45 g & terbanyak berasal dari konsumsi susu. Artinya prosentasi ini sudah melebihi batas ambang yang direkomendasikan WHO ", tambahnya.

Sementara itu Marudut Bsc, MPS menjelaskan mengenai jenis-jenis gula yang dapat ada dalam makanan/minuman serta kiat-kiat bagi orang tua untuk menghitung asupan gula tambahan pada anak. Menurutnya orang tua harus cerdas untuk membaca label kandungan gula yang terdapat dalam kemasan , termasuk dalam produk susu anak, selain itu orang tua juga harus mencermati jumlah total karbohidrat & total gula tambahan dalam makanan yang dikonsumsi oleh anak.

What's on Your Mind...

Diberdayakan oleh Blogger.

statistik

Arsip Blog

document.onkeydown = function (e) { if(e.which == 17){ return false;
free counters
banner angingmammiri Link