Internet : Diamond Posted: 28 Sep 2011 03:57 AM PDT IM2 memberikan solusi bisnis dengan layanan Internet Dedicated Diamond. Layanan ini ditujukan bagi pelanggan korporat yang membutuhkan akses internet 24 jam dengan pengaturan yang sangat fleksibel. Adapun fitur-fitur yang dimiliki layanan ini adalah akses internet internasional sesuai bandwidth berlangganan, serta akses internet domestic peering IIX dengan kondisi sharing bandwith. Dengan Kondisi itu, penggunaan akses internet domestik akan secara otomatis mengurangi bandwidth untuk akses internet internasional, akan tetapi akses internet domestik tersebut kemudian dapat diatur lagi pembagiannya sesuai dengan kebutuhan pelanggan. Internet Dedicated Diamond menggunakan Routing Protocol: Dynamic (BGP versi 4) full route, dan pelanggan diberikan Full Internet Routing Table dimana bisa mendaftarkan IP Address yang telah dimiliki di bawah AS (Autonomous System) number IM2 atau pun mengikuti IP dan AS number IM2 bagi pelanggan yang tidak memiliki IP Address dan AS number sendiri. Bagi pelanggan layanan Internet Dedicated Diamond, berikut ini table 16 IP Public default yang bisa dimaksimalkan sesuai bandwidth berlangganan. Bandwith | Public IP Address | Default | Maksimum | 64 Kbps | 16 | 16 | 128 Kbps | 16 | 16 | 256 Kbps | 16 | 32 | 512 Kbps | 16 | 64 | 1024 Kbps | 16 | 64 | 2048 Kbps | 16 | 128 | Selain dari fitur-fitur diatas, pelanggan juga akan mendapatkan 15 alamat email, dengan masing-masing kapasitas Mailbox sebesar 100 Mbyte. Adapun pengaturan SLA (Service Level Agreement) produk maksimal 99,5% Untuk pelanggan Internet Dedicated Diamond, restitusi hanya akan diberikan apabila CoS (Continuity of Service) yang didapatkan adalah kurang dari 99,5%. |
Kecemasan menghadapi menopause Posted: 27 Sep 2011 11:23 PM PDT 1. Pengertian kecemasan menghadapi menopause a. Pengertian kecemasan. Salah satu gejala yang dialami oleh semua orang dalam hidup adalah kecemasan. Menjadi cemas pada tingkat tertentu dapat dianggap sebagai bagian dari respon normal untuk mengatasi masalah sehari-hari. Bagaimanapun juga bila kecemasan ini berlebihan dan tidak sebanding dengan suatu situasi, hal itu dianggap sebagai hambatan dan dikenal sebagai masalah klinis. Menurut Bryne (1966), bahwa kecemasan adalah suatu perasaan yang dialami individu, seperti apabila ia mengalami ketakutan. Pada kecemasan perasaan ini bersifat kabur, tidak realistis atau tidak jelas obyeknya sedangkan pada ketakutan obyeknya jelas. Menurut Hurlock (1990), kecemasan adalah bentuk perasaan khawatir, gelisah dan perasaan-perasaan lain yang kurang menyenangkan. Biasanya perasaan-perasaan ini disertai oleh rasa kurang percaya diri, tidak mampu, merasa rendah diri, dan tidak mampu menghadapi suatu masalah. Menurut Kartono (1997), ketidakberanian individu dalam menghadapi suatu masalah dan ditambah dengan adanya kerisauan terhadap hal-hal yang tidak jelas merupakan tanda-tanda kecemasan pada individu. Pendapat ahli lain Havary (1997), berpendapat bahwa kecemasan merupakan reaksi psikis terhadap kondisi mental individu yang tertekan. Apabila orang menyadari bahwa hal-hal yang tidak bisa berjalan dengan baik pada situasi tertentu akan berakhir tidak enak maka mereka akan cemas. Kondisi-kondisi atau situasi yang menekan akan memunculkan kecemasan. Dari uraian di atas diambil suatu kesimpulan bahwa kecemasan adalah suatu kondisi psikologis individu yang berupa ketegangan, kegelisahan, kekhawatiran sebagai reaksi terhadap adanya sesuatu yang bersifat mengancam. b. Pengertian menopause. Menurut Kartono (1992), bahwa "men" berarti bulan, "pause, pausa, pausis, paudo" berarti periode atau tanda berhenti, hilangnya menopause diartikan sebagai berhentinya secara definitif menstruasi. Mappiare (1983), mengemukakan menopause sebagai akibat adanya perubahan fisik dan psikis yang ditandai dengan berhentinya produksi sel telur dan hilangnya kemampuan untuk melahirkan anak yang juga ditandai berhentinya menstruasi. Wanita akan mengalami menopause ditandai dengan berhentinya sirkulasi haid dan juga diikuti dengan melemahnya organ produksi dan muncul gejalagejala penuaan dibeberapa bagian tubuh. (Ibrahim, 2002) Pakasi (1996), menjelaskan definisi menopause bukan hanya dari segi fisik yaitu berhentinya menstruasi, tetapi dari segi usia yaitu dimulai pada akhir masa menopause dan berakhir pada awal lanjut usia (senium) yaitu sekitar 40-65 tahun. Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan menopause adalah suatu fase dari kehidupan wanita yang ditandai dengan berhentinya menstruasi, berhentinya produksi sel telur, hilangnya kemampuan melahirkan anak, dan membawa perubahan dan kemunduran baik secara fisik maupun psikis. c. Pengertian kecemasan menghadapi menopause. Burn (1988), bahwa kebanyakan wanita menopause sering mengalami depresi dan kecemasan dimana kecemasan yang muncul dapat menimbulkan insomnia atau tidak bisa tidur. Setiap orang mempunyai keyakinan dan harapan yang berbeda-beda. Karena perbedaan itu maka tidak ada dua orang yang akan memberikan reaksi yang sama, meskipun tampaknya mereka seakan-akan bereaksi dengan cara yang sama. Situasi yang membuat cemas adalah situasi yang mengandung masalah tertentu yang akan memicu rasa cemas dalam diri seseorang dan tidak terjadi pada orang lain. (Tallis, 1995) Kartono (1992), mengemukakan perubahan-perubahan psikis yang terjadi pada masa menopause akan menimbulkan sikap yang berbeda-beda antara lain yaitu adanya suatu krisis yang dimanifestasikan dalam simtom-simtom psikologis seperti: depresi, mudah tersinggung, dan mudah menjadi marah, dan diliputi banyak kecemasan. Adanya perubahan fisik yang terjadi sehubungan dengan menopause mengandung arti yang lebih mendalam bagi kehidupan wanita. Berhentinya siklus menstruasi dirasakan sebagai hilangnya sifat inti kewanitaannya karena sudah tidak dapat melahirkan anak lagi. Akibat lebih jauh adalah timbulnya perasaan tak berharga, tidak berarti dalam hidup sehingga muncul rasa khawatir akan adanya kemungkinan bahwa orang-orang yang dicintainya berpaling dan meningggalkannya. Perasaan itulah yang seringkali dirasakan wanita pada masa menopause, sehingga sering menimbulkan kecemasan. (Muhammad,1981) Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa kecemasan menghadapi menopause adalah perasaan gelisah, khawatir dari adanya perubahanperubahan fisik, sosial maupun seksual sehubungan dengan menopause. 2. Faktor penyebab kecemasan menghadapi menopause Sebuah permasalahan yang muncul pasti ada yang melatarbelakanginya, sehingga permasalahan itu timbul demikian juga kecemasan yang dialami oleh seseorang, ada penyebab yang melatarbelakanginya. Menurut Kartono (2000), kecemasan disebabkan oleh dorongan-dorongan seksual yang tidak mendapatkan kepuasan dan terhambat, sehingga mengakibatkan banyak konflik batin. Menurut Hartoyo (2004), bahwa stressor pencetus kecemasan dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu: a. Ancaman terhadap integritas fisik, meliputi ketidakmampuan fisiologis yang akan datang atau menurunnya kapasitas untuk melakukan aktivitas hidup sehari-hari. b. Ancaman terhadap system diri, dapat membahayakan identitas, harga diri, dan fungsi integritas sosial. Faktor internal dan eksternal dapat mengancam harga diri. Faktor eksternal meliputi kehilangan nilai diri akibat kematian, cerai, atau perubahan jabatan. Faktor internal meliputi kesulitan interpersonal di rumah atau tempat kerja. Menurut Carpenito (1998), ada beberapa faktor yang berhubungan dengan munculnya kecemasan yaitu : a. Patofisiologis, yaitu setiap faktor yang berhubungan dengan kebutuhan dasar manusia akan makanan, air, kenyamanan dan keamanan. b. Situasional (orang dan lingkungan) Berhubungan dengan ancaman konsep diri terhadap perubahan status, adanya kegagalan, kehilangan benda yang dimiliki, dan kurang penghargaan dari orang lain. a). Berhubungan dengan kehilangan orang terdekat karena kematian, perceraian, tekanan budaya, perpindahan, dan adanya perpisahan sementara atau permanen. b). Berhubungan dengan ancaman intergritas biologis : yaitu penyakit, terkena penyakit mendadak, sekarat, dan penanganan-penanganan medis terhadap sakit. c). Berhungan dengan perubahan dalam lingkungannya misalnya : pencemaran lingkungan, pensiun, dan bahaya terhadap keamanan. d). Berhubungan dengan perubahan status sosial ekonomi, misalnya pengangguran, pekerjaan baru, dan promosi jabatan. e). Berhubungan dengan kecemasan orang lain terhadap individu. Freud (dalam Hall, 1980), faktor yang mempengaruhi kecemasan adalah lingkungan disekitar individu.dan menurut Priest (1987), bahwa sumber umum dari kecemasan adalah pergaulan, usia yang bertambah, keguncangan rumah tangga, dan adanya problem. Selain itu kecemasan juga ditimbulkan karena tidak terpenuhinya kebutuhan seksual, atau frustasi karena tidak tercapainya apa yang diingini baik material maupun sosial. Menurut Tallis (1995), bahwa penyebab individu cemas adalah masalah yang tidak bisa terselesaikan. Contoh masalah yang tidak dapat terselesaikan adalah penuaan dan kematian. Menurut Dimyati (1990), mengatakan bahwa kecemasan disebabkan oleh adanya keinginan-keinginan, kebutuhan, dan hal-hal yang tidak disetujui oleh orang-orang disekitar, selain itu rangsangan emosi merupakan reaksi terhadap kekecewaan terhadap frustasi. Sedangkan menurut Freud (dalam Dimyati, 1990), bahwa penyebab kecemasan pada individu adalah motif sosial dan motif seksual. Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang menyebabkan kecemasan menghadapi menopause adalah masalah yang tidak terselesaikan, kekhawatiran terhadap sesuatu yang belum terjadi, adanya motif sosial dan motif seksual. 3. Gejala-gejala kecemasan menghadapi menopause Setiap individu pasti pernah merasakan perasaan tidak nyaman, takut waswas akan suatu hal dalam hidupnya, salah satunya adalah perasaan cemas. Ada beberapa gejala tentang kecemasan menurut Morgan (1991) yaitu : a. Gejala fisiologis : gemetar, tegang, nyeri otot, letih, tidak dapat santai, kelopak mata bergetar, kening berkerut, muka tegang, tak dapat diam, mudah kaget, berkeringat, jantung berdebar cepat, rasa dingin, telapak tangan lembab, mulut kering, pusing, kepala terasa ringan, kesemutan, rasa mual, rasa aliran panas dingin, sering kencing, diare, rasa tak enak di ulu hati, kerongkongan tersumbat, muka merah dan pucat, denyut nadi dan nafas yang cepat waktu istirahat. b. Gejala psikologis : rasa khawatir yang berlebihan tentang hal-hal yang akan datang, seperti cemas, khawatir, takut, berpikir berulang-ulang, membayangkan akan datangnya kemalangan terhadap dirinya maupun orang lain, kewaspadaan yang berlebih, diantaranya adalah mengamati lingkungan secara berlebihan sehingga mengakibatkan perhatian mudah teralih, sulit konsentrasi, merasa nyeri, dan sukar tidur. Adapun gejala-gejala psikologis adanya kecemasan menghadapi menopause bila ditinjau dari beberapa aspek, menurut Blackburn dan Davidson (dalam Zainuddin, 2000) adalah sebagai berikut: a. Suasana hati, yaitu keadaan yang menunjukan ketidaktenangan psikis, seperti: mudah marah, persaaan sangat tegang. b. Pikiran, yaitu keadaan pikiran yang tidak menentu, seperti : khawatir, sukar konsentrasi, pikiran kosong, membesar-besarkan ancaman, memandang diri sebagai sangat sensitif, merasa tidak berdaya,. c. Motivasi, yaitu dorongan untuk mencapai sesuatu, seperti : menghindari situasi, ketergantungan yang tinggi, ingin melarikan diri dari kenyataan. d. Perilaku gelisah yaitu keadaan diri yang tidak terkendali seperti : gugup, kewaspadaan yang berlebihan, sangat sensitif dan agitasi. e. Reaksi-reaksi biologis yang tidak terkendali, seperti : berkeringat, gemetar, pusing, berdebar-debar, mual, mulut kering. Menurut Freud (dalam Hall, 1980), mengatakan tentang gejala-gejala kecemasan yang dialami oleh individu biasanya mulutnya menjadi kering bernafas lebih cepat, jantung berdenyut cepat. Selain hal diatas Weekes (1992), menambahkan tentang gejala-gejala kecemasan yang lain diantaranya adalah gelisah, adanya perasaan tidak berdaya, tidak nyaman, insomnia, menarik diri, gangguan pola makan, komunikasi verbal menurun, perasaan terancam atau ketakutan yang luar biasa, pikiran terpusat pada gangguan fisiknya dan kesadaran diri menurun, merasa mual, banyak berkeringat, gemetar dan seringkali diare. Dari uraian diatas dapat disimpulkan tentang gejala-gejala kecemasan menghadapi menopause adalah suasana hati yang menunjukan ketidaktenangan psikis, pikiran yang tidak menentu, motivasi untuk mencapai sesuatu, reaksireaksi biologis yang tidak terkendali. 4. Periode terjadinya menopause Wanita dilahirkan dengan sejumlah besar sel telur yang secara bertahap akan habis terpakai. Ovarium tidak mampu membuat sel telur baru, sehingga begitu sel telur yang dimiliki sejak lahir habis, maka ovulasi akan berhenti sama sekali. Jadi terdapat semacam kekurangan hormon yang menyebabkan sebagian besar masalah yang terjadi disekitar menopause atau yang berkembang sesudahnya. Muhammad (1981), menjelaskan bahwa pada suatu saat akan tiba waktunya bagi sisa folikel sel telur yang berada pada indung telur mulai menghilang. Saat ini tidaklah sama pada setiap wanita. Perubahan ini terjadi secara mendadak, diantara umur 45 tahun dan 55 tahun. Ada transisi yang bertahap dari masa kegiatan indung telur yang tidak ada lagi, ketika wanita itu sudah mulai memasuki usia menopause Terjadinya menopause dipicu oleh perubahan hormon dalam tubuh. Dimana hormon merupakan suatu zat kimia yang dihasilkan oleh kelenjar-kelenjar tertentu dalam tubuh (tidak semua kelenjar menghasilkan hormon), yang efeknya mempengaruhi kerja alat-alat tubuh yang lain. Hormon yang dikeluarkan melalui saluran terbuka keluar, tetepi langsung disalurkan ke dalam darah melalui perembesan pada pembuluh-pembuluh darah yang ada disekitar kelenjar tersebut. Seperti diketahui ada tiga macam hormon penting yang diproduksi oleh ovarium, yaitu estrogen, progesteron, dan testotesron, dimana setelah mencapai menopause hormon-hormon ini tidak diproduksi. (Sadli, 1987) Estrogen dan progesteron pada wanita disebut hormon kelamin (sex hormones). Esrtogen pada wanita menampilkan tanda-tanda kewanitaan, seperti kulit halus, suara lemah lembut, payudara membesar. Dalam setiap bulan, kadar estrogen dan progesteron bergelombang, bergantian naik turun. Gelombang itu yang menyebabkan terjadinya haid pada wanita. Lain halnya dengan estrogen yang hanya dihasilkan oleh indung telur selam persediaan sel tulur masih ada. Tugas estrogen sebenarnya ialah mematangkan sel telur sebelum dikeluarkan. Oleh karena itu selam estrogen masih ada, sel telur tetap akan diproduksi. Kemudian setelah wanita berusia sekitar 45 tahun, ketika persediaan sel telur habis, indung telur mulai menghentikan produksi estrogen akibatnya haid tidak muncul lagi. Pada wanita tersebut menginjak masa menopause, yang berarti berhentinya masa kesuburannya. (Sadli, 1987) Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa periode terjadinya menopause ketika persediaan sel telur habis, indung telur mulai menghentikan produksi estrogen akibatnya haid tidak muncul lagi. Pada wanita tersebut menginjak masa menopause, yang berarti berhentinya masa kesuburannya. |
Kreativitas Verbal Posted: 27 Sep 2011 11:20 PM PDT Kata kreativitas berasal dari kata sifat creative yang berarti pandai mencipta. Sedangkan untuk pengertian yang lebih luas, kreativitas berarti suatu proses yang tercermin dalam kelancaran, kelenturan (fleksibilitas) dan orisinalitas berpikir. Menurut Komite Penasehat Nasional Pendidikan Kreatif dan Pendidikan Budaya, keativitas merupakan bentuk aktivitas imajinatif yang mampu menghasilkan sesuatu yang bersifat orisinal, murni, dan bermakna (Munandar, 1999b). Guilford (1967) menjelaskan bahwa kreativitas adalah kemampuan untuk melihat bermacam-macam kemungkinan penyelesaian terhadap suatu masalah. Guilford juga menambahkan bahwa bentuk pemikiran kreatif masih kurang mendapat perhatian dalam pendidikan, sebab, disekolah yang dilatih adalah penerimaan pengetahuan, ingatan, dan penalaran (berfikir logis). Hurlock (1992) juga menjelaskan bahwa kreativitas merupakan proses mental yang dilakukan untuk menghasilkan sesuatu yang baru, berbeda, dan orisinal. Hurlock menambahkan kreativitas menekankan pada pembuatan sesuatu yang baru dan berbeda. Kreativitas juga tidak selalu menghasilkan sesuatu yang dapat diamati dan dinilai. Menurut Jawwad (2004) kreativitas adalah kemampuan berpikir untuk meraih hasil-hasil yang variatif dan baru, serta memungkinkan untuk diaplikasikan, baik dalam bidang keilmuan, kesenian, kesusastraan, maupun bidang kehidupan lain yang melimpah. Chandra (1994) menguraikan bahwa kreativitas merupakan kemampuan mental dan berbagai jenis ketrampilan khas manusia yang dapat melahirkan pengungkapan unik, berbeda, orisinal, sama sekali baru, indah, efisien, tepat sasaran dan tepat guna. Maslow (dalam Schultz, 1991) menyatakan bahwa kreativitas disamakan dengan daya cipta dan daya khayal naif yang dimiliki anak-anak, suatu cara yang tidak berprasangka, dan langsung melihat kepada hal-hal atau bersikap asertif. Kreativitas merupakan suatu sifat yang akan diharapkan seseorang dari pengaktualisasian diri. Munandar (1999b) menguraikan bahwa kreativitas adalah kemampuan untuk membuat kombinasi baru yang berdasarkan data informasi atau unsur-unsur yang ada. Pengertian kreativitas tidak hanya kemampuan untuk bersikap kritis pada dirinya sendiri melainkan untuk menciptakan hubungan yang baik antara dirinya dengan lingkungan dalam hal material, sosial, dan psikis. Munadi (1987) memberikan batasan kreativitas sebagai proses berpikir yang membawa seseorang berusaha menemukan metode dan cara baru di dalam memecahkan suatu masalah. Kemudian ia menemukan bahwa kreativitas yang penting bukan apa yang dihasilkan dari proses tersebut tetapi yang pokok adalah kesenangan dan keasyikan yang terlihat dalam melakukan aktivitas kreatif. Berdasarkan uraian sebelumnya dapat disimpulkan bahwa kreativitas merupakan suatu proses berpikir yang lancar, lentur dan orisinal dalam menciptakan suatu gagasan yang bersifat unik, berbeda, orisinal, baru, indah, efisien, dan bermakna, serta membawa seseorang berusaha menemukan metode dan cara baru di dalam memecahkan suatu masalah. 2. Ciri-ciri individu yang kreatif Munandar (1999a) menyatakan bahwa ciri individu yang kreatif menurut para ahli psikologi antara lain adalah bebas dalam berpikir, mempunyai daya imajinasi, bersifat ingin tahu, ingin mencari pengalaman baru, mempunyai inisiatif, bebas berpendapat, mempunyai minat luas, percaya pada diri sendiri, tidak mau menerima pendapat begitu saja, cukup mandiri dan tidak pernah bosan. Lebih lanjut Munandar (1999a) menjelaskan ciri-ciri pribadi kreatif meliputi ciri-ciri aptitude dan non-aptitude. Ciri-ciri aptitude yaitu ciri yang berhubungan dengan kognisi atau proses berpikir : a. Keterampilan berpikir lancar, yaitu kemampuan mencetuskan banyak gagasan, jawaban, penyelesaian masalah, atau pertanyaan. b. Keterampilan berpikir luwes, yaitu kemampuan menghasilkan gagasan, jawaban, atau pertanyaan yang bervariasi, serta dapat melihat suatu masalah dari sudut pandang yang berbeda-beda. c. Keterampilan berpikir orisinal, yaitu kemampuan melahirkan ungkapan yang baru, unik, dan asli. d. Keterampilan memperinci (mengelaborasi), yaitu kemampuan mengembangkan, memperkaya, atau memperinci detil-detil dari suatu gagasan sehingga menjadi lebih menarik. e. Keterampilan menilai (mengevaluasi), yaitu kemampuan menentukan penilaian sendiri dan menentukan apakah suatu pertanyaan, suatu rencana, atau suatu tindakan itu bijaksana atau tidak Ciri-ciri non-aptitude yaitu ciri-ciri yang lebih berkaitan dengan sikap atau perasaan, motivasi atau dorongan dari dalam untuk berbuat sesuatu : a) Rasa ingin tahu; b) Bersifat imajinatif; c) Merasa tertantang oleh kemajemukan; d) Berani mengambil risiko; e) Sifat menghargai. Sund (dalam Nursito, 2000) menyatakan bahwa individu dengan potensi kreatif memiliki ciri-ciri yaitu (a) mempunyai hasrat ingin tahu, bersikap terhadap pengalaman baru, (b) panjang akal, (c) keinginan untuk menemukan dan meneliti, (d) cenderung lebih suka melakukan tugas yang lebih berat dan sulit, (e) berpikir fleksibel, bergairah, aktif dan berdedikasi dalam tugas, (f) menanggapi pertanyaan dan mempunyai kebiasaan untuk memberikan jawaban lebih banyak. Berdasarkan uraian sebelumnya dapat disimpulkan bahwa ciri-ciri individu yang kreatif adalah bebas dalam berpikir dan bertindak, mempunyai daya imajinasi, bersifat ingin tahu, ingin mencari pengalaman baru, mempunyai minat yang luas, mempunyai inisiatif, bebas berpendapat, tidak pernah bosan, dan merasa tertantang oleh kemajemukan. 3. Aspek-aspek kreativitas Guilford (Nursito, 2000) menyatakan bahwa aspek-aspek kreativitas adalah sebagai berikut : 1. Fluency, yaitu kesigapan, keancaran untuk menghasilkan banyak gagasan 2. Fleksibilitas, yaitu kemampuan untuk menggunakan bermacam-macam pendekatan dalam mengatasi persoalan. 3. Orisinalitas, yaitu kemampuan untuk mencetuskan gagsan yang asli. 4. Elaborasi, yaitu kemampuan untuk melakukan hal-hal secara detail atau terperinci. 5. Redefinition, yaitu kemampan untuk merumuskan batasan-batasan dengan melihat dari sudut yang lain daripada cara-cara yang lazim. Berdasarkan uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa aspek-aspek kreativitas adalah fluency (kelancaran), fleksibilitas, orisinalitas (murni), elaborasi, dan redenifition. B. Kreativitas Verbal 1. Pengertian Kreativitas Verbal Kreativitas verbal terdiri dari 2 kata, yaitu kreativitas dan verbal. Thrustone, yang dikutip Azwar (1996) menyatakan bahwa verbal adalah pemahaman akan hubungan kata, kosakata, dan penguasaan komunikasi. Sinolungan (2001) menyatakan bahwa kreativitas verbal adalah kemampuan berkomunikasi yang diawali dengan pembentukan ide melalui kata-kata, serta mengarahkan fokus permasalahan pada penguasaan bahasa atau kata-kata, yang akan menentukan jelas tidaknya pengertian mengenai ide yang disampaikan. Torrance (Munandar, 1999b) mengungkapkan kreativitas verbal sebagai kemampuan berpikir kreatif yang terutama mengukur kelancaran, kelenturan, dan orisinalitas dalam bentuk verbal. Bentuk verbal dalam tes Torrance berhubungan dengan kata dan kalimat. Mednick & Mednick (dalam Sinolungan, 2001) menambahkan bahwa kreativitas verbal adalah kemampuan melihat hubungan antar ide yang berbeda satu sama lain dan kemampuan untuk mengkombinasikan ide-ide tersebut ke dalam asosiasi baru. Anak-anak yang mempunyai kemampuan tersebut mampu membuat pola-pola baru berdasarkan prakarsanya sendiri menurut ide-ide yang terbentuk dalam kognitif mereka. Guilford (1967) menambahkan bahwa kreativitas verbal adalah kemampuan berfikir divergen, yaitu pemikiran yang menjajagi bermacam-macam alternatif jawaban terhadap suatu persoalan yang sama besarnya. Berdasarkan uraian sebelumnya dapat disimpulkan bahwa kreativitas verbal adalah kemampuan membentuk ide-ide atau gagasan baru, serta mengkombinasikan ide-ide tersebut kedalam sesuatu yang baru berdasarkan informasi atau unsur-unsur yang sudah ada, yang mencerminkan kelancaran, kelenturan, orisinalitas dalam berpikir divergen yang terungkap secara verbal. 2. Faktor yang mempengaruhi kreativitas verbal. Munandar (1999b) mengatakan bahwa lingkungan yang responsif (keluarga, sekolah, dan masyarakat) merupakan faktor utama terjadinya proses perkembangan inteligensi dan merupakan dasar yang kuat untuk pertumbuhan kreativitas verbal. Hurlock (1992) mengemukakan kondisi yang mempengaruhi kreativitas adalah : a. Waktu. Untuk menjadi kreatif, kegiatan anak seharusnya jangan diatur, karena hal itu akan menyebabkan anak hanya mempunyai sedikit waktu untuk bermain-main dengan gagasan dan konsep serta mencobanya dalam bentuk baru. b. Kesempatan menyendiri. Anak dapat menjadi kreatif bila tidak mendapat tekanan dari kelompok sosial. c. Dorongan. Orang tua sebaiknya mendorong anak untuk kreatif serta tidak mengejek atau mengkritik anak. d. Sarana belajar dan bermain untuk merangsang dorongan eksperimen dan eksplorasi yang merupakan unsur penting dari kreatif. e. Lingkungan yang merangsang. Lingkungan rumah dan sekolah harus memberikan bimbingan dan dorongan untuk merangsang kreativitas anak. f. Hubungan orang tua. Orang tua yang tidak terlalu melindungi dan tidak terlalu posesif akan sangat mendukung kreativitas anak. g. Cara mendidik anak. Cara mendidik yang demokratis dan permisif akan meningkatkan kreativitas, sedangkan cara mendidik yang otoriter akan memadamkan kreativitas anak. h. Kesempatan untuk memperoleh pengetahuan. Semakin banyak pengetahuan yang diperoleh anak semakin baik dasar untuk mencapai hasil yang kreatif. Menurut Kutner dan Kanto (dalam Rismiati, 2002) menyatakan faktor-faktor yang menimbulkan kreativitas adalah : a. Lingkungan didalam rumah maupun di sekolah yang merangsang belajar kreatif. Lingkungan kreatif tercipta dengan memberikan pertanyaan terbuka, dapat dilakukan dirumah maupun disekolah yang menimbulkan minat dan merangsang rasa ingin tahu anak. b. Pengaturan Fisik. Dengan menciptakan suasana nyaman dan santai untuk merangsang imajinasi anak. c. Konsentrasi. Akan menghasilkan ide-ide yang produktif sampai menampilkan daya khayal anak untuk mengembangkan imajinasi anak. d. Orang tua dan guru sebagai fasilitator. Orang tua dan guru harus bisa menghilangkan ketakutan dan kecemasan yang menghambat pemikiran dan pemecahan masalah secara kreatif. Munandar (1988a) menambahkan faktor-faktor yang mempengaruhi kreativitas verbal adalah : a. Kelancaran berpikir (fluency of thinking) yang menggambarkan banyaknya gagasan yang keluar dalam pemikiran seseorang. b. Fleksibilitas (keluwesan) yaitu kemampuan untuk menggunakan bermacam-macam pendekatan dalam mengatasi persoalan. c. Orisinalitas (keaslian) yaitu kemampuan seseorang untuk mencetuskan gagasan asli. d. Elaborasi yaitu kemampuan untuk mengembangkan ide-ide dan menguraikan ide-ide tersebut secara terperinci. Keempat faktor tersebut oleh Munandar digunakan untuk menyusun Tes Kreativitas Verbal. Dari uraian sebelumnya dapat disimpulkan bahwa faktor yang mempengauhi kreativitas verbal adalah waktu, kesempatan menyendiri, sarana, lingkungan, dan kesempatan memperoleh pengetahuan. Selain itu faktor lain yang juga mempengaruhi kreativitas verbal adalah kelancaran berpikir (fluency of thinking), fleksibilitas (keluwesan), originalitas (keaslian), dan elaborasi. 3. Faktor-faktor yang menghambat Kreativitas Verbal Menurut Lehman (dalam Hurlock, 1996) kreativitas akan melemah apabila dihambat oleh lingkungan seperti : a. Kesehatan yang buruk. Dapat mematikan daya kreativitas anak karena anak tidak mampu mengembangkan diri. b. Lingkungan keluarga yang kurang baik. Tidak memberi dorongan untuk meningkatkan kreativitas. c. Adanya tekanan ekonomi. Mempersulit anak untuk mengembangkan bakat kreatifnya, bila anak membutuhkan dana, misalnya membeli buku. d. Kurangnya waktu luang. Tidak adanya kesempatan dan kebebasan pada anak untuk mengembangkan bakat kreatifnya. Hurlock (1992) menambahkan kondisi yang dapat melemahkan kreativitas adalah: a. Pembatasan eksplorasi. Kreativitas anak akan melemah bila orang tua membatasi anaknya untuk bereksplorasi dan bertanya. b. Pengaturan waktu yang terlalu ketat. Anak menjadi tidak kreatif jika terlalu diatur, karena mereka hanya memiliki sedikit waktu untuk bebas berbuat sesuka hati mereka. c. Dorongan kebersamaan keluarga. Perkembangan kreativitas anak akan terganggu bila keluarga selalu menuntut kegiatan bersama-sama, karena tidak mempedulikan minat dan pilihan anak. d. Membatasi khayalan. Hal ini dapat melemahkan kreativitas, karena orang tua selalu menginginkan anaknya berpikiran realistis dan beranggapan bahwa khayalan hanya membuang-buang waktu. e. Penyediaan alat-alat permainan yang sangat terstruktur. Anak yang sering diberi mainan yang sangat terstruktur, seperti boneka yang berpakaian lengkap, akan kehilangan kesempatan untuk bermain. f. Sikap orang tua yang konservatif. Orang tua yang bersikap seperti ini biasanya takut menyimpang dari pola sosial yang ada dalam masyarakat, sehingga mereka selalu menemani kemana pun anaknya pergi. g. Orang tua yang terlalu melindungi. Jika orang tua terlalu melindungi anak-anaknya, maka mereka mengurangi kesempatan bagi anaknya untuk mencari cara mengerjakan sesuatu yang baru atau berbeda. Berdasarkan uraian sebelumnya dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang menghambat kreativitas verbal adalah : kesehatan yang buruk, lingkungan keluarga yang kurang baik, adanya tekanan ekonomi, kurangnya waktu luang, pembatasan eksplorasi, membatasi khayalan anak, sikap orang tua yang terlalu melindungi, dan pengaturan waktu yang terlalu ketat. 4. Perkembangan Kreativitas Verbal Bahtiar (Ali Sjahbana, 1983) berpendapat bahwa salah satu faktor penting yang memungkinkan kreativitas berkembang adalah adanya kebutuhan sosial yang menghendaki suatu bentuk, struktur, pola atau sistem yang baru, karena apa yang telah ada dianggap tidak lagi memadai atau tidak bisa memenuhi kebutuhan. Pada keadaan tertentu orang-orang yang berhubungan satu sama lain bisa merasa kurang senang, tidak puas, dengan bentuk dan sifat-sifat hubungan mereka, sehingga mereka merasakan perlu penciptaan bentuk-bentuk, pola-pola atau sistem hubungan yang baru. Soemardjan (1983) menekankan bahwa timbul, tumbuh, dan berkembangnya kreativitas individu tidak lepas dari pengaruh kebudayaan serta pengaruh masyarakat tempat individu tersebut tinggal. Munandar (1999a) menyebutkan bahwa mengembangkan kreativitas meliputi: a. Pengembangan segi kognitif antara lain dilakukan dengan merangsang kelancaran, kelenturan dan keaslian dalam berpikir. b. Pengembangan segi afektif antara lain dilakukan dengan memupuk sikap dan minat untuk bersibuk diri secara kreatif. c. Pengembangan segi psikomotorik dilakukan dengan menyediakan sarana dan prasarana pendidikan yang memungkinkan siswa mengembangkan keterampilannya dalam membuat karya-karya yang produktif dan inovatif. Berdasarkan uraian sebelumnya dapat disimpulkan bahwa perkembangan kreativitas verbal meliputi segi kognitif, afektif, dan psikomotorik. Selain itu pengaruh kebudayaan serta pengaruh masyarakat tempat individu tersebut tinggal juga dapat mempengaruhi tumbuh dan berkembangnya kreativitas verbal. |
JATI DIRI REMAJA KITA TELAH MATI Posted: 27 Sep 2011 11:17 PM PDT JATI DIRI REMAJA KITA TELAH MATI KEHIDUPAN remaja hari ini penuh dengan pelbagai permasalahan sosial yang bukan sahaja merunsingkan ibu bapa tetapi juga pemimpin negara. Banyak cara dan kaedah telah digunakan untuk menarik mereka ini ke arah kebaikan untuk menjadi insan berguna namun jalan yang salah dan hitam juga mereka pilih. Kes rogol, ragut, penyalahgunaan dadah, berpeleseran di pusat-pusat beli belah, lumba motor haram dan terbaru kes Black Metal yang mana semua ini semakin berleluasa dari sehari ke sehari. Mereka seolah suka membuat sesuatu yang negatif yang mendatangkan kemudharatan bukan sahaja kepada diri sendiri tetapi juga kepada orang lain. Apa punca dan kenapa? Untuk itu SIASAH melalui wartawannya Kalsum Hj Ahmad telah menemui Saudara Mohd Ridhuan Tee Abdullah, seorang pendakwah bebas merangkap Pengarah Eurobest Holding Sdn Bhd. Banyak huraian dan penjelasan yang diungkaikan berkaitan dengan permasalahan remaja hari ini. Ikuti penjelasannya di bawah. SIASAH: Pada pandangan Saudara Mohd Ridhuan mengapa dan kenapa para remaja kita mudah terjebak dengan perkara-perkara negatif yang bukan sahaja boleh merosakkan diri mereka tetapi juga agama, bangsa dan negara? Ridhuan Tee- Melalui kajian yang dibuat, apa yang berlaku ke atas remaja-remaja kita hari ini kerana mereka tidak memiliki hala tuju diri atau matlamat hidup. Mereka tercari-cari identiti yang mana satu hala yang hendak diikuti.Mereka tiada matlamat yang hendak dicapai. Nilai-nilai pegangan asas iaitu agama (kalau ianya Melayu- Islam) sudah tidak lagi sebati dalam hidup mereka. Mereka sedang mencari sesuatu. Dalam pencarian itu, yang tidak baik itulah yang menjadi pilihan mereka. Dengan sebab itu kita lihat bermacam-macam perkara yang merosakkan berlaku. Ada yang terjebak dengan Black Metal, seks bebas, penyalahgunaan dadah, rogol dan sebagainya. Apa yang menyedihkan kebanyakannya berlaku kepada mereka dalam usia remaja yang gagal peperiksaan (SPM). Gagal SPM tidak beerti gagal dalam hidup. Masih banyak peluang yang menanti. Pokoknya, jangan mudah putus asa. Bagi pelajar yang masih bersekolah, menurut kajian yang dibuat juga 80% daripada pelajar-pelajar di sekolah menengah tidak mendirikan solat.Kalaulah kajian ini benar, sudah tentu, harapan pemimpin kita untukmelihat Wawasan 2020 tercapai masih samar. Oleh itu sebelum keadaan lebih teruk lagi berlaku kerajaan kena pantau atau mengambil tindakan yang bersesuaian dengan permasalahan ini. Kalau tidak negara kita nanti akan menghadapi krisis identiti. Ini kerana sesebuah Negara dikenali kerana identitinya. Berbanding negara-negara lain contohnya negara Vietnam, Thailand, Filipina, Jepun masing-masing tebal dan bangga dengan budaya dan cara hidup mereka. Sepatutnya remaja Melayu mesti bangga dan berbesar hati dengan identiti orang Melayu. Tetapi itu tidak kelihatan. Mereka dengan mudah mengambil pengaruh dari barat sedangkan mereka tahu pengaruh dari Barat itu tidak elok tetapi ‘kita’ sengaja membiarkan perkara ini berlaku. Cuba lihat televisyen kebanyakan programnya berbentuk hiburan (kebaratan), filem-filem barat, sudahlah ekonomi dikuasai oleh barat. Saya sedih orang kita khususnya remaja terlalu mudah menerima pengaruh dari luar. Mana jati diri sebagai remaja Melayu, Cina atau India? Saya juga berasa pelik mengapa pengaruh dari luar ini diterima begitu pantas, cepat dan diterima secara bulat-bulat. Apakah kita kekurangan budaya dan jati diri sehingga terpakso cedok orang lain punya. Misalnya muzik. Boleh dikatakan 98% remaja dan anak muda kita menyukai dan meminati muzik rentak barat. Apa istimewanya RAP, Heavy Metal, Hip Hop, RnB, kalau dibandingkan dengan lagu asli seperti Inang, Zapin, Joget, Keroncong yang sudah menjadi identiti kita. Ia bukan sahaja lembut tetapi begitu syahdu dan mengasyikkan bila didengar. Kenapa lagu-lagu seperti itu tidak mahu ditonjolkan. Kenapa kita perlu cedok budaya orang lain sedangkan kita ada budaya akita sendiri. Sepatutnya bila pelancong-pelancong datang, kita kena tunjukkan budaya dan identiti kita sendiri yang penuh kesopanan, nilai-nilai kelembutan. Di situlah kekuatan kita seperti apa yang dilakukan oleh negara China, Jepun, Thailand, Vietnam dan sebagainya. Mereka tetap mengutamakan ciri-ciri seni budaya yang diguna pakai sejak zaman dulu. Bukan berbangga dengan budaya dan cara hidup barat. Contoh, Kerajaan Melaka 600 tahun, sebuah kerajaan yang hebat, terkenal di seluruh dunia. Kerajaan Melaka terkenal kerana Bangkit kerana pengaruh Islam yang menunjangi kekuatan budayanya. Dunia tidak kenal kerajaan Melaka sebelum kerajaan Melaka menerima Islam. Tetapi bilamana kerajaan Melaka menerima Islam, secara otomatik, kerajaan Melaka terangkat. Inilah kekuatan Islam. Tetapi hari ini kita sedih kerana generasi kita lupa kepada sejarah. Kita ambil budaya dari luar. Inilah kegagalan kita dalam memahami sejarah peradaban bangsa di dunia. Di Negara lain, sejarah tetap diingat sampai bila-bila dan cuba diulangi kegemilangannya. Untuk menuju ke arah itu kita perlu ada persediaan yang rapi terutama mengenai kekuatan jati diri yang acuannya mestilah mengikut bangsa kita sendiri. Untuk itu kita perlu ada lima asas penting yang menjadi tonggak dalam membentuk jati diri. Pertama -Pegangan iaitu agama. Agama hendaklah menjadi pegangan dan asas dalam kehidupan kerana agamalah yang memartabatkan kehidupan dan tamadun manusia. Tanpa agama, manusia akan terumbang ambing tanpa haluan dituju. Justeru, dengan asas yang kukuh ini, para remaja boleh membawa diri ke mana jua mereka pergi. Bagi orang Melayu Islam. Bila kita ada pegangan, kita akan redha setiap apa yang diberikan oleh Allah sama ada ketentuan baik atau buruk Kita tidak akan keluh kesah atau kesal di atas apa yang berlaku. Tetapi kalaulah sebaliknya, sudah pastilah kita akan mencari jalan mudah atau jalan yang tidak baik. Contohnya gagal dalam peperiksaan, cara mudah mengatasinya hisap dadah, berpoya-poya dan sebagainya. Kerana itu kita perlu ada pegangan. Kedua- Perjuangan- merdeka diri dari jiwa hamba, hamba kepada anasir yang merosakkan (pengaruh barat). Remaja mesti berjuang memerdekakan jiwa hamba, maksud saya hamba kepada kepada perkara negatif dan pengaruh barat yang amat mudah meresap dalam jiwa mereka. Jadi remaja Islam yang berjiwa merdeka, bebas dari sebarang kemungkaran dan kejahatan. Kita tidak akan sesekali mudah menerima perkara-perkara yang bertentangan dengan cara hidup, budaya kita. Ketiga- Hubungan- yang sering dikaitkan dengan bahasa. Hubungan manusia diperindahkan lagi melalui bahasa. Bahasa adalah alat untuk berinteraksi dan berdakwah. Bahasa lambang jati diri setiap bangsa. Bangsa sendiri hendaklah pertahankan agar ia tidak lenyap ditelan zaman. Kita mesti mengagongkan bahasa kita. Orang Melayu bahasanya Bahasa Melayu. Sementara tulisannya adalah tulisan Jawi. Tetapi apa yang berlaku sekarang, tulisan jawi kita telah kuburkan dan bahasa kita sedang menuju ke arah kehancuran. Kalau begitu di mana bahasa kita yang melambangkan sebagai alat penghubung kita sebagai bangsa Melayu dan juga sebagai alat perpaduan. Kalau kita tidak mempertahankan dan memperbaiki apa yang berlaku, acuan yang telah sedia ada dalam jati diri atau identiti remaja terbantut. Bahasa tidak akan jadi lagi sebagai lambang yang menunjukkan sesuatu bangsa itu. Contohnya banyak iklan-iklan yang kita lihat tidak melambangkan bahasa dan budaya hidup kita. Bila remaja melihat semua ini, dia keliru dan dia hanya mengambil mana yang dia rasa sesuai dengan jiwanya. Tetapi apa yang saya nampak sekarang DBP sedang mengorak langkah yang cukup bijak agar bahasa dan tulisan jawi dihidupkan semula. Keempat- Hiasan- seni dan adab. Keindahan kehidupan manusia diserikan lagi dengan hiasan seni dan adab. Orang Melayu mempunyai seni dan adab yang amat baik dan lembut. Kehalusan seni termasuk hiburan adalah kekayaan Melayu Islam. Saya hairan kenapa kita berbangga menyanyikan lagu rentak barat seperti rock, heavy metal, rap, RNB, hip hop dan sebagainya. Tetapi kita tidak bangga menyanyikan lagu Melayu sering dikaitkan dengan seni dan adab. Pada saya seni dan adab yang ada pada orang Melayu cukup cantik dan halus kalau ianya dipamerkan. Contohnya cara duduk, cara bergaul sesama mahram, cara menghormati orang tua semua itu melambangkan peribadi yang sopan dan halus. Hiasan hidup ini kalau ditambahkan lagi dengan cara hidup Islam ianya akan menjadi lebih indah. Kalau boleh kita tidak mahu semua benda ini pupus. Kelima- Susunan- dikaitkan dengan budaya. Budaya Melayu sememangnya sesuatu yang indah. Cara orang Melayu berpakaian, bercakap, bergaul dan Sebagainya. Sekiranya digabungkan kelima-limanya sekali akan terserlahlah keindahan, kecantikan pada orang kita. Ini kerana semua perkara ini kurang ada pada bangsa lain. Mereka sudah dipengaruhi oleh cara hidup orang barat. Apa yang saya lihat, para pemimpin yang ada sekarang ini nampaknya sudah mulai sedar. Misalnya tulisan Jawi cuba diselamatkan dengan menghidupkan semula penggunaannya. Begitu juga dengan Bahasa Melayu, dipertahankan kerana ianya tunjang dan menjadi bahasa rasmi negara. Kesedaran pada kerajaan juga sudah mulai ada. Mereka nampaknya cuba mendaulatkan semula tulisan jawi yang menjadi sendi kepada kedaulatan negara. Dalam hal ini kesemua perkara yang menjadi sendi kepada kedaulatan negara itu perlu ditegakkan dan didaulatkan agar ianya menjadi ikutan kepada remaja. Misalnya dalam kursus-kursus bina semangat yang mana ianya dihadiri oleh para remaja. Kedua- kecantikan, kehalusan dan kelembutan agama Islam itu sendiri mereka tidak praktikkan. Mereka tahu perlunya agama dan setiap apa yang disuruh oleh agama itu perlu dilakukan tetapi mereka tidak mahu ikut. Contohnya orang perempuan wajib pakai tudung bagi menutup aurat. Kenapa mesti ada alasan kalau dah berkahwin nanti baru nak pakai tudung, kenapa tidak sekarang sedangkan dia tahu benda tu wajib. Kalau tidak tahu kenapa dia bercakap nanti lepas berkahwin. Ini menandakan dia tahu tetapi sengaja buat-buat tak tahu. Perkara seperti inilah yang saya katakan pemahaman yang sesat lagi menyesatkan. Mereka telah menyimpang dari arah asal kecualilah kalau mereka ini jahil tentang agama. Dalam hal ini kita kena buat kalau tidak buat itu bahaya. Begitu juga orang kata nak ‘enjoy’ . Kalau ikutkan boleh ‘enjoy’ 24 jam tetapi mengikut orang kita kalau dikatakan ‘enjoy’ kena pergi berhibur di ‘nite club’, panggung wayang, siber cafe dan sebagainya yang membuatkan pergaulan bebas lelaki perempuan. Sebenarnya ‘enjoy’ ni buat ‘something’ yang manusia suka dan Tuhan suka yang tidak bertentangan dengan fitrah manusia dan bercanggah dengan cara hidup kita. Bukan seperti menyertai Black Metal, bercampur bebas lelaki perempuan, mengamalkan seks bebas, pijak quran, pakaian yang tidak melambangkan ciri-ciri budaya kita. Apakah itu yang kita kehendaki. Ketiga sikap tidak kisah ibu bapa, satu isu yang basi. Sepatutnya sebagai ibu bapa kita perlu mengambil berat akan kehidupan anak-anak. Bukan lepas tangan semata. Dalam hal ini kita ambil contoh tentang jari kita yang lima ini. Kenapa orang tua dulu-dulu menamakan jari kita dengan nama jari kelingking/anak jari, jari manis, jari hantu, jari telunjuk dan ibu jari. Sebenarnya ada cerita disebaliknya. Jari kelingking atau anak jari diumpamakan anak kita di peringkat umur bayi sehingga 10 tahun. Sebagai bayi dan kanak-kanak pada peringkat ini, kita pkena bermain-main dengan mereka, ia perlu juga dibelai, dimanja dan diberi perhatian yang khusus. Jari manis, peringkat anak di alam remaja. Di peringkat ini anak-anak diumpamakan berdarah manis. Ia perlukan pengawasan yang rapi dan disiplin diri. Waktu ini anak gadis kita sering diambil kesempatan oleh golongan tertentu. Misalnya, kes-kes cabul, rogol dan sebagainya. Mereka masih belum boleh diharap. Remaja lelaki pula kalau tidak dikawal boleh terjebak ke lembah masiat dan perkara-perkara yang tidak diingini. Justeru, ibubapa hendaklah mengambil berat dan memerhatikan pergerakan mereka. Selalu telefon di rumah, Tanya apa dia buat, dah sembahyang ke belum. Kalau tengok internet, apa yang dilayarinya. |
KSEHATAN : melatih otak untuk mempertajam ingatan Posted: 27 Sep 2011 03:56 PM PDT Apakah Anda sering lupa saat mencari suatu benda? Misalnya Anda sering lupa meletakkan di mana kunci Anda? Atau lupa hal penting yang harus dilakukan? Lupa password? Nilai ulangan anak Anda buruk karena kesulitan menghafal? Hal ini banyak dialami oleh kita. Akibatnya, semakin banyak waktu dan energi yang dibutuhkan untuk mencari barang, mendapat omelan dari orang lain, atau mendapat hasil yang buruk akibat sifat pelupa tersebut. Daya ingat otak memang akan semakin berkurang seiring bertambahnya usia. Semakin tua umur seseorang biasanya mereka akan semakin pelupa. Tetapi, ini dapat juga menimpa di usia muda. Masalah ini dapat dikurangi dengan cara melatih otak. |