MataKuliah.info

MataKuliah.info


geologi : Penjelasan Ustad Gempa, Danny Hilman Tentang Gempa Selat Sunda

Posted: 24 Nov 2011 03:08 AM PST

Sebagai ahli gempa, Danny Hilman yang memperoleh gelar Doktor di bidang kegempaan dai Caltech University, memberikan penjelasan seputar berita ancaman Gempa Selat Sunda.

:( "Nah kalau yang berbicara Ustadz Gempa, mestinya lebih pas ya Pakdhe?"

Penjelasan beliau dituangkan dalam diskusi diantara ahli kebumian di IAGI-net (Ikatan Ahli Geologi Indonesia) sebagai berikut:

 

http://rovicky.files.wordpress.com/2010/07/rovicky_gempa.jpg?w=154&h=157Rekan-rekan ysh,

Perihal isyu potensi gempa 8.7 SR yang mengancam Jakarta kok tafsiran-nya kesana-kemari yah?

Siapapun dan ngomong apapun kalau dilhat dengan kacamata minus dan tebal prasangka pasti terlihat buruk.

Mari kita lebih positif menanggapinya. Saya akan bahas substansi issue-nya saja ( ilmiah-teknis) sesuai dengan bidang saya, seperti di bawah ini:

1. Apakah benar wilayah Selat Sunda punya potensi gempa di atas magnitude 8 (atau 8 SR-lah istilah populernya)?

http://www.rms.com/publicationsJawaban: Tentu saja! Silahkan tanya ke para ahli gempa (yang sungguhan) siapa saja di seluruh dunia. Kita memang tidak tahu berapa besar gempa yang akan terjadi di "megathrust" Sunda, tapi tidak sulit kalo hanya menghitung potensi maksimumnya (= MCE Maximum Credible Earthquake). Potensi gempa sebanding dengan dimensi sumber gempa. Ukur saja panjang zona subduksi (megathrust) dari P. Enggano – Selat Sunda – Pangandaran) = 450 km (tidak salah juga kalau diukur sampai JaTim). Lebar sumber gempa megathrust (bidang batas lempeng yang biasa lengket/locked) bisa sampai 150 km. Kecepatan relatif lempeng Hindia-Australia menunjam di zona subduksi Selat Sunda – Jawa Selatan = 6 cm/tahun. Apakah gerak lempeng 6 cm/tahun ini semuanya diakumulasikan menjadi regangan tektonik (stress), artinya batas lempeng terkunci 100%, atau tidak, kita belum tahu karena belum ada penelitian/data-analisa-nya yang bagus untuk segmen Sunda. "Ellapsed time" bisa 300 tahun,bahkan 1000 tahun atau lebih (karena selama 300 tahun terakhir tidak ada catatan ada gempa besar dalam sejarah — selebihnya tidak ada data— karena belum ada penelitiannya.

Besar "moment magnitude" (Mw) maximum di Selat Sunda = (Log Mo-16)/1.5 ( Hanks and Kanamori, 1971), Mo = u*(LengthxWidth)xDisplacement ; dimana u = 3*10^11 dyne/cm^2, Length=450*10^5 cm, Width = 150*10^5 cm, Displacement (asumsi elapsed time = 500 tahun)= 500*6=3000 cm. Kalo dihitung maka hasilnya : Mw = 9.15 (=setara dengan gempa Aceh 2004).

Apabila kita asumsikan "locking" selat Sunda hanya 50 %, maka akumulasi slipna hanya= 500*6*0.5 = 1500 cm, dan hitungan Mw = 9.0. Apabila locking-nya 25%, Mw-nya = 8.7 (atau populer disebut 8.7 SR).

Catatan: HERAN JUGA kalau ada instansi terkait atau "ahli kebumian kita" yang katanya meragukan potensi gempa Mw 8.7 ini. Masa iya engga ngerti materi kuliah "earthquake geology 101"

:( "Pakdhe MCE itu kan kalau maksimum semua keluar bareng-bareng kan ?"

:D "Ya mirip seperti dongengan isue gempa skala 9 di Sumatera itu. Paling tidak penjelasan Pak Danny menunjukkan POTENSI sebesar itu"

2. Pernah terjadi gempa besar megathrust > 8SR di wilayah Jakarta di masa lalu?

Jawaban: TIDAK TAHU. Kita hanya tahu pernah terjadi gempa besar yang kerusakannya serius, yaitu tahun 1699 (tidak tahu sumbernya di mana dan berapa magnitudenya), 1852 (intensitas gempa mencapai MMI 8-9 di wilayah Selat Sunda), 1908 ( besarnya ~8SR tapi tidak diketahui apakah megathrust, Patahan Sumatra, atau patahan lainnya yang belum diketahui). Data pre-historis gempa (paleoseismologi) tidak ada karena belum ada penelitiannya.

3. Apakah isyu gempa 8.7SR yang dilontarkan Pak Andi Arief itu isyu baru?

Jawaban: Sama sekali tidak. Sering saya lemparkan di berbagai seminar sejak 5 tahun terakhir. Bahkan sebulan lalu hal ini pernah saya presentasikan pada seminar jembatan Selat Sunda di PU. Pihak PU merespon bahwa hal ini sangat perlu diteliti lebih lanjut dan berjanji akan menghubungi saya untuk mendiskusikan follow-upnya, tapi belum ada kabar sampai sekarang. Baru-baru ini ada juga mahasiswa Indonesia program S3 Tektonik Geodesi di Jepang yang coba-coba menghitung Moment Magnitude Segmen Sunda ini berdasarkan data pengukuran GPS yang ada, dan hasilnya sekitar 8.5 SR. Analisa ini tentu masih sangat prelimineray karena data yang tersedia masih terlalu sedikit sehingga ibaratnya dia mencoba menerka-nerka "binatang apa" dengan hanya meraba-raba pantatnya J

4. Apakah benar sudah banyak pemetaan dan penelitian sumber dan potensi gempa di Indonesia (termasuk di Selat Sunda)?

Jawaban: Saya kira rekan-rekan IAGI-net sudah sangat mahfum bahwa penelitian ini masih sangat sedikit. Ahli/penelitinya-pun sangat langka. Silahkan sebut siapa saja ahli geologi/seismologi atau instansi yang benar-benar meneliti dengan serius sumber-sumber gempa dan efeknya dan mempublikasikan hasilnya, khususnya untuk Selat Sunda.

5. Apakah Jakarta siap apabila ada goncangan gempa besar? Apa yang akan terjadi kalau benar-benar terjadi?

Jawabannya: Nah, itu dia masalahnya. Respon dari isyu gempa 8.7 SR dan Kepanikan masyarakat serta "penyangkalan" dari beberapa instansi terkait mengindikasikan TIDAK SIAP. Orang belum banyak yang 'ngeh' tentang potensi ini. Kalau masyarakat sudah siap seharusnya menanggapi dengan biasa-biasa saja, seperti halnya masyarakat Jepang menghadapi potensi Gempa besar TOKAI atau masyarakat Los Angeles yang sudah lebih dari 15 tahun 'menunggu-nunggu' gempa skala 8 SR di the big-bend San Andreas fault. Instansi terkait kalau misalnya sudah (menjalankan tugasnya) meneliti potensi ini seharusnya merespon isyu tersebut dengan bilang: "ooo itu sudah/sedang diteliti, kami tahu dan hal ini memang penting sekali untuk diantisipasi dengan serius". Kalau belum dikaji, ya bilang saja belum tapi akan segera di-follow-up, tidak perlu diffensif atau kebakaran jenggot. Kalau belum yakin mengerti masalahnya dan apa yang harus dilakukan, ya engga usah malu tanya jangan sok pintar (mohon maaf kalo ada yang tersinggung) J

Jakarta adalah wilayah yang sangat padat populasi dan sangat padat investasi. Selain itu juga punya banyak instalasi vital. Contoh, misalnya saja apabila terjadi gempa besar kemudian Pusat Cyber Nasional di Jakarta tiba-tiba mati sistemnya selama beberapa jam saja…. silahkan analisa apa yang terjadi. Ini masalah "national survival"

:( "Pakdhe, Jepang saja kecolongan ya."

:D "Iya tapi kecolongannya jangan dipakai untuk beralasan bahwa kita boleh kecolongan juga. Itu pesan Pak Ustadz Danny"

6. Berapa sih besar goncangan di jakarta kalo ada gempa megathrust 8.7 SR di Selat Sunda?

Bagaimana kalau dibandingkan dengan Peta Zonasi Gempa baru yang dibuat oleh Tim 9 dan dirilis resmi oleh pemerintah (khususnya Dept PU) pada bulan Agustus 2010?

Jawabannya: Jarak dari sumber k Jakarta adalah sekitar 170 km. Dengan memakai rumus empiris "attenuation gempa" untuk zona subduksi (Young et al 1997) maka besar peak ground acceleration (PGA) adalah 0.16g, Menurut peta zonasi gempa Indonesia yang baru (memakai metoda Probabilistic Seismic Analysis) besar potensi goncangan gempa di Jakarta adalah sebesar 0.15 – 0.25g (untuk return period 500 tahun) atau sebesar 0.3-0.4 g (untuk return period 2500 tahunan). Nilai percepatan gempa ini masih untuk di "batuan dasar", jadi belum dikalikan faktor amplifikasi karena kondisi geologi dekat permukaan (bisa berlipat nilainya). Sebagai gambaran 0.25-0.3g adalah kira-kira setara dengan MMI VIII (kurang lebih seperti goncangan gempa September 2009 di padang lah).

JADI, sebenarnya PETA ZONASI GEMPA INONESIA yang resmi sebenarnya LEBIH SERAM dari isyu 8.7 SR di Selat Sunda.

Apakah Peta Zonasi Gempa ini sudah cukup dimengerti masyarakat dan mendapat perhatian? ….

7. Apakah gempa bisa diprediksi?

Jawaban: Hal ini selalu saja dikacaukan, baik oleh media bahkan juga oleh teman-teman ahli kebumian/geologi sekalipun. Seperti yang diuraikan di atas, lokasi dan potensi (besar), juga status serta efeknya dapat diprediksi oleh ahli gempa (apabila sudah dilakukan penelitian yang cukup). Perihal kapan terjadinya, umumnya hanya bisa dikatakan "seberapa besar probabilitas kemungkinan terjadinya di masa datang". Sebagai ilustrasi, apabila gempa dianalogikan sebagai penyakit tumor ganas, maka sudah seharusnya para dokter ahli bisa mendeteksi apakah ada tumor di tubuh pasien-nya, dimana, berapa besar, dan sudah stadium berapa. Demikian halnya dengan gempa, ahli gempa harus bisa memperkirakan dimana, berapa besar, dan statusnya pada siklus gempanya di mana (di awal, tengah, akhir). Tapi apakah para dokter itu bisa menjawab pertanyaan berapa bulan lagi atau hari lagi pasien itu akan mati? (kalau dianggap tidak bisa sembuh). Hal ini sama saja dengan bertanya pada ahli gempa "kapan gempa akan terjadi"? Pertanyaan tentang potensi sumber gempa dan kapan gempa datang adalah dua hal yang berbeda (metoda dan teknik penelitiannya berbeda).

Catatan pinggir: Mitigasi bencana gempa kira-kira sama dengan mitigasi kematian…Makanya saya suka diledek sebagai Ustad Gempa oleh teman-teman J

Demikian, mudah-mudahan bisa menjadi bahan renungan yang bermanfaat, sehingga kita sebagai ahli geologi bisa lebih menyikapi isyu gempa dengan lebih arif tidak malah kena terpancing berita-berita burung yang seringkali menambah-nambahkan isyu potensi gempa menjadi ramalan gempa yang akan terjadi (misalnya tgl sekian) sehingga bukannya ikut meluruskan berita tapi malah ikut-ikutan panik atau berang-berang …

teknologi informasi:PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN

Posted: 23 Nov 2011 03:06 PM PST

Saat ini komputer bukan lagi merupakan barang mewah, alat ini sudah digunakan di berbagai bidang pekerjaan seperti halnya pada bidang pendidikan. Pada awalnya komputer dimanfaatkan di sekolah sebagai penunjang kelancaran pekerjaan bidang
administrasi dengan memanfaatkan software Microsoft word, excel dan access.
Dengan masuknya materi Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam kurikulum baru, maka peranan komputer sebagai salah satu komponen utama dalam TIK mempunyai posisi yang sangat penting sebagai salah satu media pembelajaran. Kutipan dari Kurikulum untuk Mata Pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi
·  Visi mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi yaitu agar siswa dapat dan terbiasa menggunakan perangkat Teknologi Informasi dan Komunikasi secara tepat dan optimal untuk mendapatkan dan memproses informasi dalam kegiatan belajar, bekerja, dan aktifitas lainnya sehingga siswa mampu berkreasi, mengembangkan sikap imaginatif, mengembangkan kemampuan eksplorasi mandiri, dan mudah beradaptasi dengan perkembangan baru di lingkungannya · Melalui mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi diharapkan siswa dapat terlibat pada perubahan pesat dalam kehidupan yang mengalami penambahan dan perubahan dalam penggunaan beragam produk teknologi informasi dan komunikasi.
Siswa menggunakan perangkat Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk mencari, mengeksplorasi, menganalisis, dan saling tukar informasi secara efisien dan efektif. Dengan menggunakan Teknologi Informasi dan Komunikasi, siswa akan dengan
cepat mendapatkan ide dan pengalaman dari berbagai kalangan. Penambahan kemampuan siswa karena penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi akan mengembangkan sikap inisiatif dan kemampuan belajar mandiri, sehingga siswa
dapat memutuskan dan mempertimbangkan sendiri kapan dan dimana penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi secara tepat dan optimal, termasuk apa implikasinya saat ini dan dimasa yang akan datang.

· Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) mencakup dua aspek, yaitu Teknologi Informasi dan Teknologi Komunikasi. Teknologi Informasi, meliputi segala hal yang berkaitan dengan proses, penggunaan sebagai alat bantu, manipulasi, dan pengelolaan informasi. Teknologi Komunikasi merupakan segala hal yang berkaitan dengan penggunaan alat bantu untuk memproses dan mentransfer data dari perangkat yang satu ke lainnya. Karena itu, Teknologi Informasi dan Teknologi Komunikasi adalah suatu padanan yang tidak terpisahkan yang mengandung pengertian luas tentang segala kegiatan yang terkait dengan pemrosesan, manipulasi, pengelolaan, dan transfer/pemindahan informasi antar media.
· Secara khusus, tujuan mempelajari Teknologi Informasi dan Komunikasi adalah:
1. Menyadarkan siswa akan potensi perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang terus berubah sehingga siswa dapat termotivasi untuk mengevaluasi dan mempelajari Teknologi Informasi dan Komunikasi sebagai dasar untuk belajar sepanjang hayat.
2. Memotivasi kemampuan siswa untuk bisa beradaptasi dan mengantisipasi perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi, sehingga siswa bisa melaksanakan dan menjalani aktifitas kehidupan seharihari secara mandiri dan lebih percaya diri.
3. Mengembangkan kompetensi siswa dalam menggunakan Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk mendukung kegiatan belajar, bekerja, dan berbagai aktifitas dalam kehidupan seharihari.
4. Mengembangkan kemampuan belajar berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi, sehingga proses pembelajaran dapat lebih optimal, menarik, dan mendorong siswa terampil dalam berkomunikasi, terampil mengorganisasi informasi, dan terbiasa bekerjasama.
5. Mengembangkan kemampuan belajar mandiri, berinisiatif, inovatif, kreatif, dan bertanggungjawab dalam penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk pembelajaran, bekerja, dan pemecahan masalah seharihari.

Dengan melihat isi dari kurikulum tersebut, kita harus mengintegrasikan TIK dalam proses belajar mengajar di madrasah bukan hanya untuk mata pelajaran teknologi dan informasi saja. Melihat kondisi TIK pada saat ini dan perkembangannya di masa datang, kita harus mempersiapkan diri dan melakukan perencanaan yang matang dalam mengimplementasikan TIK di madrasah. Jika kita tidak memulainya sekarang maka madrasah sebagai salah satu institusi pendidikan selain sekolah yang berada dibawah Depdiknas akan tertinggal oleh sekolah lain. Jika ini terjadi, usaha kita akan semakin berat untuk mensejajarkan madrasah dengan sekolah lain. Di satu sisi, kita sedang berusaha mengejar ketertinggalan dalam mata pelajaran khususnya MIPA dan BahasaInggris, di sisi lain TIK akan membuat kita tertinggal semakin jauh. Mengamati Program Pengembagan TIK yang dilakukan Depdiknas Untuk mengejar ketertinggalan pemanfaatan TIK di sekolah dari negara lain, saat iniDepdiknas mempunyai program pengembangan TIK secara besarbesaran.
Ada tiga posisi penting di Depdiknas dalam program pengembangan TIK, yaitu:
1.    Bidang kejuruan, TIK menjadi salah satu jurusan di SMK. Pengembangan TIK secara teknis baik hardware dan software masuk dalam kurikum pendidikan. Dibentuknya ICT center di seluruh Indonesia. Untuk menghubungkan sekolahsekolah di sekitar ICT center dibangun WAN (Wireless Area Network) Kota.
2.    Pustekkom, sebagai salah satu ujung tombak dalam pengembangan TV pendidikan interaktif, Elearning dan ESMA. Program ini bertujuan untuk mempersempit jurang perbedaan kualitas pendidikan antara kota besar dengan daerah.
3.    Jardiknas (Jejaring Pendidikan Nasional), bertujuan untuk mengintegrasikan kedua program di atas agar terbentuk sebuah jaringan yang menghubungkan semua sekolah di Indonesia. Sehingga diperkirakan di masa depan semua sekolah di Indonesia akan terkoneksi dengan internet. Melihat program yang diadakan oleh Depdiknas kita bisa memanfaatkan fasilitas tersebut karena bersifat terbuka.

Pengembangan TIK di Madrasah secara Mandiri
Kita belum terlambat untuk mempersiapkan diri dalam penguasaan TIK sebagai media pembelajaran di madrasah. Mulai saat ini pihak madrasah dan Majlis Madrasah harus membuat sebuah program pengembangan TIK secara menyeluruh. Ada beberapa poin untuk membuat suatu perencanaan pengembangan TIK, diantaranya:
1.  Mempersatukan visi dan misi pengembangan TIK yang ingin dicapai antara Kepala sekolah, guru dan majlis madrasah.
2.  Pembentukan Komite Teknologi (Organisasi Labkom) yang mandiri
3. Mengidentifikasi infrastruktur lembaga, baik hardware, software maupun sistem dan jaringan yang sudah dimiliki
4.  Penentuan hardware dan software yang akan digunakan atau dikembangkan.
5. Mengidentifikasi SDM yang dimiliki
6.  Menentukan bentuk pelatihan penguasaan TIK baik untuk guru dan staf lainnya.
7.  Adanya Time schedule yang jelas untuk pencapaian program
8.  Penentuan Investasi yang diperlukan secara berkala tiap tahun
9.  Mengidentifikasi perkembangan software dan kurikulum baru
10.  Mengadakan revisi perencanaan disesuaikan dengan perkembangan yang terjadi.
Dengan perencanaan yang matang, kita bisa mengembangkan TIK secara bertahap di madrasah agar tidak tertinggal dari sekolah lain. Program yang dibuat haru dilaksanakan secara berkelanjutan meskipun terjadi pergantian kepala dan majilis madrasah. Pemanfaatan TIK Sebagai Media Pembelajaran TIK bukan merupakan teknologi yang berdiri sendiri, tetapi merupakan kombinasi dari hardware dan software.Ada hal penting yang harus diperhatikan dalam memanfaatkan TIK sebagai media pembelajaran yaitu hardware dan software yang tersedia dan jenis metode pembelajaran yang akan digunakan. Beberapa pemanfaatan TIK dalam pembelajaran diantaranya:
1. Presentasi
Presentasi merupakan cara yang sudah lama digunakan, dengan menggunakan OHP atau chart. Peralatan yang digunakan sekarang biasanya menggunakan sebuah komputer/laptop dan LCD proyektor. Ada beberapa keuntungan jika kita memanfaatkan TIK diantaranya kita bisa menampilkan animasi dan film, sehingga tampilannya menjadi lebih menarik dan memudahkan siswa untuk menangkap materi yang kita sampaikan. Software yang paling banyak digunakan
untuk presentasi adalah Microsoft Powerpoint. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pembuatan bahan presentasi,
diantaranya:
a. Jangan terlalu banyak tulisan yang harus ditampilkan.
b. Tulisan jangan terlalu kecil karena harus dilihat oleh banyak siswa.
c. Perbanyak memasukkan gambar dan animasi
d. Usahakan bentuk presentasi yang interaktif.
2. Demonstrasi
Demontrasi biasanya digunakan untuk menampilkan suatu kegiatan di depan kelas, misalnya eksperimen. Kita bisa membuat suatu film caracara melakukan suatu kegiatan misalnya cara melakukan pengukuran dengan mikrometer yang benar atau mengambil sebagian kegiatan yang penting. Sehingga dengan cara ini siswa bisa kita arahkan untuk melakukan kegiatan yang benar atau mengambil kesimpulan dari kegiatan tersebut.
Cara lain adalah memanfaatkan media internet, kita bisa menampilkan animasi yang berhubungan dengan materi yang kita ajarkan (meskipun tidak semuanya tersedia). Sebagai contoh untuk menampilkan arah vektor dari perkalian silang kita bisa mengakses internet dengan alamat

http://www.upscale.utoronto.ca/GeneralInterest/Harrison/Flash/ClassMechanics/

RightHandRule/RightHandRule.html
3. Virtual Experiment
Maksud dari virtual eksperimen disini adalah suatu kegiatan laboratorium yang dipindahkan di depan komputer. Anak bisa melakukan beberapa eksperimen dengan memanfaatkan software virtual eksperimen misalnya Crocodile Clips. Software ini bisa didownload di http://www.crocodileclips. com/s3_1.jsp , tetapi kita harus register dulu untuk mendapatkan active code yang berlaku untuk satu bulan.
Metode ini bisa digunakan jika kita tidak mempunyai laboratorium IPA yang lengkap atau digunakan sebelum melakukan eksperimen yang sesungguhnya.
4. Kelas virtual
Maksud kelas virtual di sini adalah siswa belajar mandiri yang berbasiskan web, misalnya menggunakan moodle. Saya berikan contoh bentuk kelas maya yang sedang kami kembangkan di MAN 2 Ciamis.Pada kelas maya ini siswa akan mendapatkan materi, tugas dan test secara online. Kita sebagai guru memperoleh kemudahan dalam memeriksa tugas dan menilai hasil ujian siswa. Terutama hasil ujian siswa akan dinilai secara otomatis.
Sebenarnya banyak bentuk pemanfaatan TIK lainnya yang dapat digunakan untuk membantu siswa dalam proses belajar mengajar. Tetapi semua itu tergantung kepada kita bagaimana cara memanfaatkannya.

What's on Your Mind...

Diberdayakan oleh Blogger.

statistik

Arsip Blog

document.onkeydown = function (e) { if(e.which == 17){ return false;
free counters
banner angingmammiri Link