MataKuliah.info

MataKuliah.info


Pengertian Tentang Kecerdasan Emosional

Posted: 29 Nov 2011 03:02 AM PST

Sebelum mengartikan kecerdasan emosional sebaiknya Anda lebih dahulu mengerti apa itu kecerdasan. Kecerdasan dalam arti umum merupakan suatu kemampuan yang dimiliki seseorang dalam memahami dan menyadari terhadap apa yang dialaminya baik melalui pikiran, perkataan, dan perbuatan. Dalam berpikir biasanya seorang individu mengalami berbagai hal terhadap apa yang dialaminya sehingga ia mampu untuk merangkai, merumuskan, membandingkan, dan menganalogikan.

Seorang yang dikatakan cerdas apabila ia dapat bereaksi secara logis dan mampu melakukan sesuatu yang berguna terhadap apa yang dialami di lingkungannya. Sebelumnya para ahli perkembangan manusia menemukan kecerdasan yang sifatnya kognitif atau dikenal dengan istilah kecerdasan intelektual sebagai kecerdasan yang mutlak. Kecerdasan intelektual atau dikenal dengan IQ (Intelligence Quotient) adalah kemampuan seseorang dalam beradaptasi dengan lingkungan dengan menggunakan akal sehat sehingga dalam hal ini berhubungan dengan pemahaman seseorang. Karena itu, pada saat itu teori kesuksesan individu diukur dari sejauh mana IQ dimiliki seseorang. Bila Individu memiliki IQ yang tinggi, ia pun memiliki harapan untuk sukses dibanding dengan individu yang memiliki IQ yang rendah.

Contoh Kuisioner Kecerdasan Emosional

Namun, lambat laun teori itu menjadi perdebatan di antara ahli-ahli psikologi perkembangan. Pada kenyataannya, individu yang memiliki IQ yang tinggi tidak selalu sukses, malah sebaliknya, di mana individu yang memiliki IQ menengah bahkan rendah mampu meraih sukses dengan sempurna. Sepertinya, dalam kasus tersebut terdapat kejanggalan. Dan, kejanggalan tersebut disikapi sepenuhnya oleh Daniel Goleman, yakni seorang ahli psikologi perkembangan dari Universitas Havard, Amerika Serikat.

Coleman memaparkan beberapa hasil penelitiannya mengenai kecerdasan lain dalam kejiwaan manusia, dalam bukunya yang berjudul Emotional Intelligence yang diterbitkan pada tahun 1995. Ia mengatakan bahwa koordinasi suasana hati adalah inti dari hubungan sosial yang baik. Apabila seseorang pandai menyesuaikan diri dengan suasana hati individu yang lain, orang tersebut akan memiliki tingkat emosionalitas yang baik dan akan lebih mudah menyesuaikan diri dalam pergaulan sosial serta lingkungannya. Beliau juga mengatakan bahwa kecerdasan emosional adalah kemampuan lebih yang dimiliki seseorang dalam memotivasi diri, ketahanan dalam menghadapi kegagalan, mengendalikan emosi dan menunda kepuasan, serta mengatur keadaan jiwa.

Dengan kecerdasan emosional tersebut seseorang mampu menempatkan emosi secara tepat, memilah kepuasan. dan mengatur suasana hati.

Lambat laun teori kecerdasan emosional ini pun disempurnakan oleh ahli psikologi perkembangan tepatnya pada tahun 1999, yakni oleh Cooper dan Sawaf. Mereka berpendapat bahwa kecerdasan emosional adalah kemampuan merasakan, memahami, dan secara selektif menerapkan daya dan kepekaan emosi sebagai sumber energi dan pengaruh yang manusiawi. Di dalam kecerdasan emosi menuntut penilikan perasaan, untuk belajar mengakui, menghargai perasaan pada diri dan orang lain. Selain itu, mampu menanggapinya dengan tepat, menerapkan secara efektif energi emosi dalam kehidupan sehari-hari.

Di tahun yang sama, dua orang ahli perkembangan juga memiliki pendapat mengenai kecerdasan emosional. Dua orang ahli tersebut bernama Howes dan Herald. Mereka juga berpendapat bahwa kecerdasaan emosional merupakan komponen yang membuat seseorang menjadi pintar menggunakan emosi. Emosi manusia berada di wilayah dari perasaan lubuk hati, naluri yang tersembunyi, dan sensasi emosi, bila diakui dan dihormati, kecerdasaan emosional menyediakan pemahaman yang lebih mendalam dan lebih utuh tentang diri sendiri dan orang lain.

Dari pendapat-pendapat para ahli di atas, dapatlah disimpulkan bahwa kecerdasan emosional menuntut manusia agar dapat mengembangkan kemampuan emosional dan kemampuan sosialnya. Kemampuan emosional sendiri meliputi sadar akan keadaan emosi diri sendiri, kemampuan mengelola emosi, kemampuan memotivasi diri, dan kemampuan menyatakan perasaan kepada orang lain.

Apabila ditinjau lebih dalam, ternyata terdapat tiga unsur yang pokok mengenai kecerdasan emosional, yakni mengenai kecakapan pribadi (mengelola diri sendiri), kecakapan sosial (menangani suatu hubungan) dan keterampilan sosial (kepandaian menggugah tanggapan yang dikehendaki orang lain). Ketiga unsur pokok inilah yang membentuk kecerdasan emosional secara utuh.

Pustaka Artikel Kecerdasan Emosional

Melejitkan Kecerdasan Emosional Buah Hati Oleh Tim Beranda Agency

Ekonomi Islam Masih Memiliki Beragam ‘Penyakit’

Posted: 28 Nov 2011 03:00 PM PST

Pengusaha Arab Saudi dan Ketua Umum Lembaga Keuangan dan Bank Islam, Saleh Kamil, akan bertemu dengan pejabat Kamar Dagang Jeddah untuk membicarakan masalah pembentukan lembaga dana zakat untuk orang-orang miskin dan tidak mampu.

Kamil tak mampu menyembunyikan ketidaksenangannya dengan masalah wakaf yang kini terjadi di negara-negara Islam. “Situasi saat ini tidak seperti dahulu, ketika lembaga zakat menjalankan perannya secara sosial dan ekonomi dengan segenap kemampuan sesuai dengan kerangka undang-undang, kemandirian dan penghormatan,” ujarnya, sebagaimana dikutip koran Al-Sharq Al-Awsat, Selasa (9/8).

Kamil mengatakan, perhatian orang-orang yang tertarik pada ekonomi Islam akan tertuju ke Jeddah, yang menjadi tuan rumah seminar ‘Ekonomi Islam Al-Baraka yang ke-32′. “Melalui pertemuan ini, akan dibahas sejumlah data pertumbuhan ekonomi dan perbankan Islam. Dan seminar tahun ini akan fokus pada sukuk sebagai instrumen yang menduduki tempat penting dalam bidang keuangan dan investasi,” ujarnya.

Saleh mengatakan, meskipun perbankan Islam tumbuh secara signifikan, hingga aset perbankan, perusahaan keuangan dan investasi Islam mencapai sekitar US$ 820 miliar, jumlah ini bisa meningkat hingga triliunan dolar. Itu bila dikombinasikan dengan lembaga-lembaga keuangan tradisional yang berbasis Islam.

“Ada banyak penyakit yang mengganggu pertumbuhan perbankan Islam, yang terutama adalah terlepasnya ekonomi Islam dari tujuan syariahnya dalam bisnis properti dan usaha ekonomi lainnya,” kata Kamil.

Berikut wawancara Saleh Kamil dengan Al-Sharq Al-Awsat:

Perhatian para pelaku usaha di perbankan Islam akan tertuju pada Simposium Ekonomi Islam Al-Baraka yang ke-32, apa yang baru di sesi ini? Dan apa fokus tahun ini?

Pertama-tama, terima kasih kepada koran Al-Sharq Al-Awsat yang sangat konsisten dalam memberitakan pertumbuhan ekonomi Islam, analisa-analisa dan pendapat yang menawarkan ide dan usaha ekonomi Islam. Dan puji syukur kepada Allah SWT, yang telah meridhai terselenggaranya simposium ke-32 ini. Sebagaimana yang Anda katakan, fokus perhatian para pelaku dan pengamat perbankan Islam akan menjadi rekomendasi, saran, dan referensi dalam perbankan dan ekonomi Islam.

Bahkan setiap tahunnya, ada sesuatu yang baru dalam simposium ini. Karena ada topik-topik baru yang tidak muncul sebelumnya, atau topik-topik parsial yang dibahas di dunia perbankan dan lembaga-lembaga resmi memerlukan yurisprudensi kolektif. Aplikasi-aplikasi inovatif yang mencakup aspek teknis memerlukan verifikasi syariah. Apakah adaptasi praktek-praktek tradisional yang dimaksudkan tidak bertentangan dengan ketentuan hukum, misalnya. Dan ada banyak isu lain yang dibahas dan diputuskan oleh para pelaku bisnis. Ada juga tema yang mengalami beberapa perubahan karena masalah-masalah teknis dan lain-lain.

Simposium tahun ini akan fokus pada sukuk sebagai instrumen yang menduduki tempat penting dalam bidang keuangan dan investasi. Yang menjadi kontroversi besar adalah tentang legitimasi investasi asuransi dan deposito. Simposium juga akan membahas tentang investasi real estate di negara-negara Islam dan non-Islam, seperti hotel, pusat perdagangan, tempat hiburan seperti diskotik, peredaran alkohol dan sejenisnya. Forum juga akan membahas dana zakat masyarakat.

Sejauhmana rekomendasi dan analisa-analisa pengamat perbankan berkontribusi pada pengayaan simposium ini?

Simposium diselenggarakan dalam bentuk diskusi dengan para ilmuwan untuk mendiskusikan kontrak, formula dan produk baru perbankan Islam. Sejumlah besar spesialis perbankan turut berpartisipasi dalam acara ini. Acara ini bertujuan untuk memberikan kontribusi bagi produk perbankan Islam dan pengembangan aplikasi-aplikasinya. Dan jika Anda berpikir tentang saran dan rekomendasi, simposium ini menemukan bahwa setiap formula atau praktek perbankan telah dikembangkan berdasarkan hukum syariah. Yang sebagian besar untuk memenuhi kebutuhan praktis perbankan Islam dan menjadi referensi bagi para pelaku usaha, penasihat hukum maupun peneliti.

Bagaimana Anda menilai tingkat partisipasi para pejabat dan orang-orang yang tertarik dengan industri perbankan Islam?

Alhamdulillah, partisipasi mereka sangat besar dalam simposium ini. Yang turut hadir dalam acara ini adalah para menteri ekononomi dan perdagangan, gubernur bank sentral, para manajer perbankan senior, juga presiden dan sekretaris umum lembaga perbankan Islam. Ada juga profesor universitas, direktur pusat penelitian, kepala dewan direksi dan kepala eksekutif bank-bank Islam dan karyawan mereka.

Mengingat masalah yang dihadapi lembaga keuangan Islam, bagaimana penyelenggara seminar mengidentifikasi dan mendiagnosa masalah-masalah dan memberikan solusi untuk mereka?

Ketika dihadapkan dengan masalah-masalah likuiditas perbankan Islam, baru-baru ini kami telah mencoba untuk menemukan jalan keluar sesuai syariah dan mencoba melakukan pengawasan hukum terhadap bank-bank Islam. Demikian pula dengan pelaku usaha yang memiliki investasi real estat dan penerbitan jaminan deposito. Semua isu-isu yang terkait dengan perbankan Islam hampir kita carikan solusinya.

Protokol dalam jaringan komputer

Posted: 28 Nov 2011 02:58 AM PST

Protokol merupakan prosedur yang mengatur beberapa fungsi yang ada pada setiap komputer. Protokol mengizinkan adanya hubungan/komunikasi antar komputer. Adanya hubungan antar komputer akan memungkinkan dua komputer atai lebih dapat saling bertukar informasi atau saling berkirim data.

Tugas dari protokol adalah mengatur hubungan atau komunikasi data mulai dari komunikasi data dimulai sampai dengan komunikasi data akhir. Protokol dapat memperlancar proses transformasi data. Saat ini, ada beberapa jenis protokol yang sangat berhubungan dengan jaringan internet, di antaranya:

  1. UDP (User Datagram Protocol).
  2. FTP (File Transfer Protocol), yaitu protokol yang digunakan untuk melakukan transfer file atau transfer antar komputer. Pada bentuk transfer data, jika komputer mengambil data dari server, prosesnya disebut download. Jika komputer workstation mengirim data pada komputer server, prosesnya disebut upload.
  3. HTTP (Hyper Text Transfer Protocol), yaitu protokol yang digunakan untuk mentransfer halaman web di internet.
  4. SMTP(Simple Mail Transfer Protokol), yaitu protokol yang digunakan untuk mengirim e-mail.
  5. POP 3 (Psot Office Protokol), yaitu protokol yang digunakan untuk membaca e-mail dari halaman web. Bentuk ini sekarang telah berkembang pesat dan hampir menyamai protokol SMTP.
  6. DHCP (Dynamic Host Configuration Protocol), merupakan protokol yang dapat membagi atau menentukan nomor IP pada setiap workstation yang terhubung padanya.
  7. Dan lain-lain.

 

Pendidikan : Guru, elemen yang terlupakan

Posted: 27 Nov 2011 02:57 PM PST

Pendidikan Indonesia selalu gembar-gembor tentang kurikulum baru…yang katanya lebih oke lah, lebih tepat sasaran, lebih kebarat-baratan…atau apapun. Yang jelas, menteri pendidikan berusaha eksis dengan mengujicobakan formula pendidikan baru dengan mengubah kurikulum.

Di balik perubahan kurikulum yang terus-menerus, yang kadang kita gak ngeh apa maksudnya, ada elemen yang benar-benar terlupakan…Yaitu guru! Ya, guru di Indonesia hanya 60% yang layak mengajar…sisanya, masih perlu pembenahan. Kenapa hal itu terjadi? Tak lain tak bukan karena kurang pelatihan skill, kurangnya pembinaan terhadap kurikulum baru, dan kurangnya gaji. Masih banyak guru honorer yang kembang kempis ngurusin asap dapur rumahnya agar terus menyala.

Guru, digugu dan ditiru….Masihkah? atau hanya slogan klise yang sudah kuno. Murid saja sedikit yang menghargai gurunya…sedemikian juga pemerintah. banyak yang memandang rendah terhadap guru, sehingga orang pun tidak termotivasi menjadi guru. Padahal, tanpa sosok Oemar Bakri ini, tak bakal ada yang namanya Habibi.

What's on Your Mind...

Diberdayakan oleh Blogger.

statistik

Arsip Blog

document.onkeydown = function (e) { if(e.which == 17){ return false;
free counters
banner angingmammiri Link